JAKARTA - Korea Selatan (Korsel) berencana menyelesaikan peluncuran satelit mata-mata kelima tahun ini, setelah sukses meluncurkan satelit keempat, meningkatkan kemampuan pengawasannya terhadap Korea Utara (Korut).
Korea Selatan berhasil meluncurkan satelit pengintaian militer keempatnya ke orbit pada Hari Selasa, meningkatkan kemampuan pengawasan satelitnya secara signifikan.
Menurut Kementerian Pertahanan Nasional, satelit tersebut diluncurkan dengan roket SpaceX Falcon 9, yang lepas landas dari Stasiun Angkatan Luar Angkasa Cape Canaveral di Florida, Amerika Serikat pada pukul 9:48 pagi waktu Korea, atau pukul 8:48 malam waktu AS pada Hari Senin.
Satelit tersebut ditempatkan di orbit sekitar 15 menit setelah peluncuran dan berhasil menjalin komunikasi dengan stasiun darat pada pukul 12:27 siang.
Satelit ini bergabung dengan tiga satelit lainnya yang telah mengorbit, yang pertama diluncurkan pada bulan Desember 2023, yang kedua pada bulan April 2024, dan yang ketiga pada bulan November.
Rangkaian peluncuran tersebut merupakan bagian dari Proyek 425 Korea Selatan, inisiatif multitahun dengan total anggaran sebesar 1,3 triliun won untuk menyebarkan lima satelit ke orbit Bumi rendah pada akhir tahun 2025.
Satelit kelima dan terakhir direncanakan akan diluncurkan akhir tahun ini.
"Kami berencana untuk menyelesaikan peluncuran kelima satelit pengintaian militer dalam tahun ini. Setelah kami juga menyebarkan satelit ultra-kecil yang saat ini sedang dikembangkan, militer kami akan dapat membangun kemampuan pertahanan berbasis ruang angkasa yang independen dan mengambil langkah besar untuk menjadi kekuatan ruang angkasa terkemuka," jelas Kepala Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA), yang mengawasi Proyek 425, Seok Jong-geun, melansir The Korea Times 23 April.
Seperti satelit kedua dan ketiga, satelit keempat dilengkapi dengan sistem radar apertur sintetis (SAR). Sedangkan satelit pertama dilengkapi dengan sensor elektro-optik/inframerah (EO/IR).
Satelit SAR dapat menangkap citra beresolusi tinggi dalam segala kondisi cuaca dan pencahayaan, mengatasi keterbatasan sistem EO/IR yang tidak dapat menembus tutupan awan atau beroperasi secara efektif di malam hari.
BACA JUGA:
Setelah kelima satelit beroperasi, militer Korea Selatan akan dapat memantau fasilitas militer utama Korea Utara dalam interval dua jam, yang secara signifikan meningkatkan kemampuannya untuk mendeteksi tanda-tanda awal provokasi.
Hingga saat ini, ketiga satelit yang dikerahkan tersebut dilaporkan telah menangkap gambar dan video pusat Pyongyang, tempat kantor pemimpin Korea Utara Kim Jong-un berada, mengirimkan data tersebut ke stasiun kontrol darat.
Meskipun militer belum merilis gambar tersebut karena masalah keamanan, data tersebut dikatakan berkualitas tinggi.