Bagikan:

JAKARTA - Blokade yang dilakukan oleh Israel sejak Bulan Maret membuat lebih dari 600.000 anak-anak di Jalur Gaza, Palestina terancam mengalami kelumpuhan permanen dan cacat kronis.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan, kampanye vaksinasi polio yang didukung PBB yang ditujukan untuk menyasar lebih dari 600.000 anak telah ditangguhkan, sehingga daerah kantong itu berisiko terjangkit kembali penyakit yang melumpuhkan yang pernah hampir diberantas, melansir Reuters 22 April.

Sementara mengutip WAFA, sumber-sumber medis di Gaza mengatakan 602.000 anak berisiko mengalami kelumpuhan permanen dan cacat kronis, kecuali jika Israel memberikan vaksin polio yang telah ditangguhkan selama 40 hari.

Sumber yang sama menjelaskan, mencegah pengiriman vaksin menghalangi upaya untuk mengimplementasikan fase keempat penguatan pencegahan polio.

Mereka mencatat, anak-anak Gaza terancam komplikasi kesehatan yang serius dan belum pernah terjadi sebelumnya karena kurangnya nutrisi dan air minum yang memadai.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Khalil Deqran, mengatakan pemblokiran pasokan membahayakan nyawa ratusan ribu pasien di rumah sakit Jalur Gaza.

Jika vaksin polio tidak segera tiba, "kami mengantisipasi bencana yang nyata. Anak-anak dan pasien tidak boleh digunakan sebagai alat pemerasan politik," katanya.

Selain itu, ia mengatakan 60.000 anak kini menunjukkan gejala kekurangan gizi.

Israel diketahui memberlakukan kembali blokade total pada semua pasokan ke Gaza sejak awal Maret, meluncurkan kembali operasi militer pada 18 Maret seiring dengan berakhirnya gencatan senjata yang berlaku sejak 19 Januari.

Sejak saat itu, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 1.600 warga Palestina menurut otoritas kesehatan Gaza, memaksa ratusan ribu orang telah dipaksa meninggalkan rumah saat Israel merebut apa yang disebutnya sebagai zona penyangga tanah Gaza.

Israel mengatakan blokadenya ditujukan untuk menekan militan Hamas yang menguasai Gaza agar membebaskan 59 sandera yang masih ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023.

Hamas sendiri mengatakan siap membebaskan mereka, tetapi hanya sebagai bagian dari kesepakatan yang mengakhiri perang.

Terpisah, kepala badan bantuan Palestina PBB, UNRWA, Philippe Lazzarini menggambarkan blokade tersebut sebagai hukuman kolektif bagi warga Gaza.

"Bantuan kemanusiaan digunakan sebagai alat tawar-menawar dan senjata perang. Pengepungan harus dihentikan, pasokan harus disalurkan, para sandera harus dibebaskan, gencatan senjata harus dilanjutkan," kata Lazzarini dalam unggahan di X pada Hari Selasa.