JAKARTA - Tepat di Hari Kartini Senin, 21 April 2025, Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, meresmikan Pameran SUNTING: Jejak Perempuan Indonesia Penggerak Perubahan di Museum Nasional Indonesia—sebuah perayaan visual dan historis atas kontribusi perempuan dalam membentuk arah bangsa.
Pameran ini tak sekadar seremoni. Di hadapan para tokoh nasional seperti Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana, Wakil Menteri Kebudayaan Giring Ganesha, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar, hingga Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dan Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan Veronica Tan, Menbud Fadli menyampaikan bahwa perempuan Indonesia bukan sekadar bagian dari sejarah—mereka adalah penggeraknya.
“Ini adalah perjalanan reflektif, menelusuri bagaimana perempuan memahat sejarah lewat suara, ekspresi, dan karya. Kementerian Kebudayaan akan terus mendorong posisi perempuan dalam pembangunan nasional yang inklusif dan berkeadilan,” ujarnya.
Pameran SUNTING menampilkan karya kurasi dari Citra Smara Dewi dan Sabila Duhita Drijono, dengan dukungan riset dari Departemen Sejarah Universitas Indonesia. Direktur Eksekutif Museum dan Cagar Budaya, Indira Nurjadin, menjelaskan bahwa “sunting” dalam tradisi Nusantara adalah simbol martabat dan identitas perempuan. “Pameran ini bukan hanya ruang pamer, tapi ruang dialog dan refleksi untuk menyusun ulang narasi sejarah dari perspektif perempuan,” katanya.
BACA JUGA:
Pameran ini dibagi menjadi tiga bagian utama yang saling berkelindan. Bagian pertama mengangkat perempuan dalam lingkar kekuasaan dan perlawanan, menyoroti para pemimpin dan pejuang dari berbagai masa. Bagian kedua memperlihatkan peran perempuan sebagai penggerak sejarah dalam dinamika sosial-politik bangsa. Sementara bagian terakhir menampilkan tokoh-tokoh perempuan yang berkiprah di bidang pendidikan, seni, diplomasi, kesehatan, hingga teknologi—merekalah para pembangun peradaban modern Indonesia.
Sebanyak 17 organisasi perempuan juga mendapat sorotan sebagai kekuatan kolektif yang terus menggerakkan perubahan sejak masa lampau. Artefak lintas budaya dan waktu dipamerkan, mulai dari arsip, tekstil, karya seni, hingga dokumentasi visual, yang semuanya merekam jejak dan identitas perempuan Indonesia dari generasi ke generasi.
“Mari jadikan momen ini sebagai pengingat bahwa kemajuan bangsa tak bisa dilepaskan dari penguatan peran perempuan di segala bidang. Semoga semangat para tokoh perempuan terus menjadi sumber inspirasi menuntun langkah kita menghadapi tantangan zaman," gugah Fadli Zon menutup sambutannya.