JAKARTA — Sejarah selalu mencatat, perubahan besar di negeri ini banyak digerakkan oleh kekuatan pemuda. Dari Sumpah Pemuda hingga reformasi, semangat anak muda menjadi bahan bakar utama pergerakan sosial, politik, hingga pembangunan daerah.
Namun di tengah era digital dan zona nyaman yang melingkupi generasi kini, semangat itu perlahan memudar. Inilah yang menjadi perhatian serius Tokoh Pemuda Jakarta Barat, Umar Abdul Aziz, saat menggelar Halal Bihalal di kediamannya, Sabtu, 19 AApril di Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat.
Kegiatan yang berlangsung dalam nuansa hangat Idulfitri ini turut dihadiri jajaran pejabat dari berbagai unsur, mulai dari Polrestro Jakarta Barat dan Jakarta Selatan, Bareskrim Polri, Danramil, Camat, Lurah, hingga Kepala Dinas Perhubungan dan Satpol PP Jakarta Barat.
“Terima kasih kepada para pejabat utama dan sahabat semua yang telah menyempatkan hadir. Ini bukan sekadar acara lebaran, tapi momentum silaturahmi yang membawa semangat baru untuk Jakarta Barat,” ujar Umar dalam keterangan tertulis , Minggu, 20 April.
Menurut Umar, Halal Bihalal ini menjadi kegiatan rutin tahunan yang bertujuan mempererat hubungan antara masyarakat, aparat, dan pemerintah daerah. Namun lebih dari itu, ia menekankan pentingnya peran pemuda dalam menciptakan wilayah yang solid, rukun, dan kompak.
“Semoga silaturahmi ini menambah kekompakan dalam bekerja di lingkungan Jakarta Barat. Bukan hanya antara aparat dan masyarakat, tapi terutama antar pemuda itu sendiri,” tuturnya.
BACA JUGA:
Umar mengajak para pemuda, khususnya di wilayah Jakarta Barat, untuk merenungkan kembali peran mereka dalam membangun daerah. Ia mengungkapkan kekhawatirannya terhadap hilangnya “isme” atau rasa memiliki terhadap tanah kelahiran yang selama ini menjadi pondasi semangat perjuangan.
“Banyak dari kita, terutama generasi muda, yang sudah mulai kehilangan isme terhadap tanah kelahirannya. Ini adalah momen kita untuk membawa pulang kembali isme yang selama ini hilang,” ucap Umar penuh harap.
Lebih jauh, Umar menyoroti fenomena pemuda yang terjebak dalam “zona nyaman” dan kehilangan jiwa progresif. Ia mengajak pemuda untuk meninggalkan efisiensi yang keliru dan kembali menjadi agen perubahan.
“Mari kita jauhkan efisiensi yang keliru dari diri kita. Pemuda harus kembali menjadi ujung tombak, bukan hanya dalam wacana, tetapi dalam tindakan nyata,” tegasnya.
Dalam semangat Lebaran, Umar juga menekankan bahwa silaturahmi bukan sekadar tradisi, melainkan bagian dari nilai spiritual yang membawa keberkahan. Ia berharap dari momen ini, lahir semangat baru untuk membangun Jakarta Barat secara kolektif.
“Dengan bersilaturahmi, Insya Allah kita akan diberikan umur panjang, kemudahan urusan, dan keberkahan dalam setiap langkah kita,” ucapnya.