JAKARTA - Ada kemungkinan besar Amerika Serikat dan Inggris akan mencapai "kesepakatan besar" dalam perdagangan karena kecintaan Presiden Donald Trump terhadap negara dan keluarga kerajaannya.
Hal ini disampaikan Wapres AS JD Vance dalam wawancara dengan UnHerd pada Selasa, 15 April.
Inggris terhindar dari perlakuan paling keras dalam pengumuman tarif awal Trump, karena kedua belah pihak menikmati hubungan perdagangan yang sebagian besar seimbang. Namun, impor Inggris di AS sekarang dikenakan biaya 10% sementara sektor baja dan mobilnya dikenakan tarif 25%.
Pejabat dari kedua negara telah terlibat dalam pembicaraan selama berminggu-minggu yang awalnya difokuskan pada peningkatan kerja sama di bidang kecerdasan buatan dan teknologi, tetapi juga dapat diperluas hingga mencakup makanan dan barang-barang lainnya.
Vance mengatakan kepada UnHerd, pemerintah AS bekerja sangat keras dengan pemerintahan Perdana Menteri Keir Starmer.
"Presiden benar-benar mencintai Inggris Raya," katanya dilansir Reuters.
"Dia mencintai Ratu. Dia mengagumi dan mencintai Raja. Ini adalah hubungan yang sangat penting dan dia seorang pengusaha dan memiliki sejumlah hubungan bisnis penting di (Inggris),” imbuh Vance.
Mengutip kedekatan budaya AS dengan Inggris, Vance mengatakan "Saya pikir ada peluang bagus bahwa, ya, kita akan mencapai kesepakatan hebat yang merupakan kepentingan terbaik kedua negara".
Vance yang telah mengambil pendekatan agresif terhadap Eropa sejak ia menjadi wakil presiden, menegaskan kembali pendiriannya ia ingin Eropa secara keseluruhan meningkatkan anggaran keamanannya, dan sekali lagi mengkritik Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.
Vance menanggapi pernyataan terbaru Zelenskyy yang menuding dirinya membenarkan invasi Rusia ke Ukraina. Vance menegaskan dirinya mengutuk Rusia sejak 2022 tetapi sejak itu telah mencoba memahami tujuan strategis kedua belah pihak untuk menemukan solusi.
"Itu tidak berarti Anda secara moral mendukung tujuan Rusia, atau bahwa Anda mendukung invasi skala penuh, tetapi Anda harus mencoba memahami apa garis merah strategis mereka, dengan cara yang sama seperti Anda harus mencoba memahami apa yang Ukraina coba dapatkan dari konflik tersebut," papar Vance.
"Saya pikir agak tidak masuk akal bagi Zelenskyy untuk memberi tahu pemerintah (Amerika), yang saat ini menjaga seluruh pemerintahan dan upaya perangnya tetap bersatu, bahwa kami entah bagaimana berada di pihak Rusia,” sambung Vance.