Bagikan:

JAKARTA - Pihak berwenang Turki mendeportasi seorang koresponden BBC News setelah menahannya selama 17 jam. Jurnalis itu dicap Turki sebagai "ancaman terhadap ketertiban umum".

Mark Lowen berada di Turki untuk meliput protes jalanan massal yang dipicu oleh penangkapan dan pemenjaraan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu.

Dilansir Reuters, Kamisl 27 Maret, CEO BBC News Deborah Turness menyebut deportasi itu "sangat meresahkan" dan mengatakan pihaknya akan menyampaikan masalah tersebut kepada otoritas Turki.

Lowen yang sebelumnya tinggal di Turki selama lima tahun, mengatakan pengusirannya "sangat menyedihkan", seraya menambahkan bahwa kebebasan pers sangat penting bagi demokrasi.

Imamoglu, pesaing politik terbesar Presiden Tayyip Erdogan yang mengunggulinya dalam beberapa jajak pendapat, dipenjara pada hari Minggu, sambil menunggu persidangan atas tuduhan korupsi yang dibantahnya.

Imamoglu dan para pendukungnya mengatakan penahanannya bermotif politik dan anti-demokrasi, pernyataan yang dibantah oleh pemerintah Erdogan.

Penangkapannya telah memicu protes anti-pemerintah terbesar di Turki dalam lebih dari satu dekade dan telah menyebabkan penahanan hampir 1.900 orang di seluruh negeri.

Sementara itu, pengawas media Turki, Dewan Tertinggi Radio dan Televisi (RTUK), menjatuhkan denda kepada empat penyiar atas liputan yang terkait dengan penangkapan Imamoglu, kata seorang anggota RTUK.

Sanksi dijatuhkan terhadap program-program yang ditayangkan di saluran-saluran pro-oposisi SZC TV, Tele1, dan Halk TV serta NOW TV, atas dugaan pelanggaran.

Selain itu, SZC TV diperintahkan untuk menghentikan siaran selama 10 hari, dengan RTUK memperingatkan pelanggaran ketiga dapat mengakibatkan pencabutan izinnya.