TANGERANG – Hendrik (54), seorang sopir Bus Sinar Jaya, mengaku tidak dapat merayakan Lebaran Idul Fitri bersama keluarganya di kampung halaman di Banyuwangi, Jawa Timur, karena pekerjaannya sebagai sopir bus antar kota yang mengharuskannya terus bekerja.
"Paling bisa pulang setelah Lebaran. Biasanya H+3 baru pulang. Nanti balik lagi sekitar tanggal 7-8 April 2025," kata Hendrik saat ditemui di Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang, Senin, 24 Maret.
Menurut Hendrik, sebenarnya dia bisa memilih untuk libur lebih awal. Namun, karena sistem kerjanya yang mirip pekerja lepas (freelance), dia hanya dibayar jika bekerja. Artinya, jika tidak bekerja, dia tidak akan mendapatkan penghasilan.
BACA JUGA:
"Saya ini seperti freelance. Jadi kalau masuk kerja, baru dibayar. Kalau nggak masuk, ya nggak dibayar. Jadi saya pilih kerja dulu, kalau sudah ada uang baru pulang," ujarnya.
Hendrik mengungkapkan bahwa setiap kali bekerja, ia mendapatkan bayaran sebesar Rp85 ribu per hari. Meski momen Lebaran adalah waktu sibuk bagi para sopir bus, upah yang diterimanya tetap sama.
"Bayarannya sekali kerja Rp85 ribu. Kalau mudik begini, bayarnya ya tetap sama," tutupnya.