Bagikan:

JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta telah melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) selama sepuluh hari terakhir sejak tanggal 11 Maret 2025 untuk menekan dampak curah hujan tinggi di Jakarta.

Dengan berakhirnya OMC tahap 3 di tahun 2023 ini, diharapkan dampak cuaca ekstrem di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya dapat diminimalisir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI pun nasih memantau potensi cuaca ekstrem di Jakarta.

“Kami akan terus melakukan pemantauan kondisi cuaca serta kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi perubahan cuaca yang signifikan di masa mendatang,” kata Ketua Subkelompok Logistik dan Peralatan BPBD DKI Jakarta Michael Sitanggang dalam keterangannya, Jumat, 21 Maret.

Pada pelaksanaan OMC hari terakhir, OMC dilakukan sebanyak 2 sorti penyemaian. Sorti pertama menyemai NaCl di wilayah Kabupaten Pandeglang dan perairan selatan Ujung Kulon selama 2 jam 10 menit. Sedangkan Sorti kedua menyasar wilayah perairan selatan Banten dan perairan selatan Lampung selama 1 jam 55 menit.

“Secara total keseluruhan pelaksanaan OMC berlangsung sebanyak 25 sorti dengan total jam terbang 51 jam 5 menit menggunakan bahan semai higroskopis sebanyak 20 ton,” urai Michael.

Plt. Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo menuturkan, saat ini fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) terdeteksi berada di Kuadran 3 dengan spasial MJO melewati Jawa bagian barat.

“Selain itu, anomali Outgoing Longwave Radiation (OLR) yang negatif serta keberadaan monsun Asia masih berkontribusi pada peningkatan pertumbuhan awan hujan di wilayah ini” ucap Budi.

Pola angin di wilayah operasi bertiup dari arah Barat hingga Barat Laut dengan kecepatan berkisar antara 5 hingga 25 knot. Selain itu, terdeteksi adanya zona konvergensi dan konfluensi di Laut Jawa hingga pesisir utara Jawa bagian barat, yang dapat mendukung pembentukan awan hujan dan meningkatkan intensitas curah hujan di wilayah yang terdampak.

Pada tahun ini, Pemprov DKI telah melaksanakan dua tahap operasi modifikasi cuaca untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem, yakni pada awal Februari dan pertengahan Februari 2025.

Pada tahap ketiga kali ini, modifikasi cuaca dilakukan dengan 25 sorti penerbangan. Anggaran yang digelontorkan untuk OMC kali ini mencapai Rp3 miliar.

Di tahap ketiga, operasi selama 10 hari dilaksanakan dengan bahan semai 20.000 kilogram NaCl. Penerbangan menggunakan pesawat casa 212 milik Skadron 4 TNI AU berikut pilot dan kru pendukungnya.