JAKARTA - Serangan udara Israel menewaskan juru bicara sayap bersenjata kelompok Palestina Jihad Islam beserta istrinya dan beberapa anggota keluarganya, kata sumber yang terkait dengan kelompok tersebut.
Naji Abu Saif, yang lebih dikenal sebagai Abu Hamza, tewas dalam serangan udara yang menargetkan rumahnya di Gaza tengah pada Selasa, 18 Maret.
Serangan udara Israel ke Gaza menewaskan lebih dari 400 orang. Serangan ini mengancam ‘kehancuran’ gencatan senjata selama dua bulan karena Israel berjanji akan menggunakan kekuatan untuk membebaskan para sandera yang tersisa di jalur Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dirinya telah memerintahkan militer untuk mengambil "tindakan keras" terhadap kelompok Islam Palestina Hamas di Gaza sebagai respons atas penolakan kelompok tersebut untuk membebaskan para sandera yang ditawan di sana dan penolakan terhadap usulan gencatan senjata.
"Israel akan, mulai sekarang, bertindak melawan Hamas dengan meningkatkan kekuatan militernya," kata kantor perdana menteri Israel dilansir Reuters, Selasa, 18 Maret.
Setelah serangan hebat, tentara Israel mengeluarkan perintah evakuasi untuk sejumlah lingkungan di Gaza.
BACA JUGA:
Sementara itu, Hamas menuduh Israel membatalkan kesepakatan gencatan senjata yang diperjuangkan dengan keras, sehingga nasib 59 sandera yang masih ditahan di Gaza menjadi tidak pasti.
Tekanan intens Israel yang baru terhadap Hamas terjadi saat ketegangan berkobar di tempat lain di Timur Tengah, pemasok utama minyak ke pasar global, yang telah menyebabkan perang Gaza menyebar ke Lebanon, Yaman, dan Irak.
Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Senin, dia akan meminta pertanggungjawaban Iran atas serangan lebih lanjut terhadap pengiriman internasional yang dilakukan oleh kelompok Houthi.
Serangan di Gaza dilaporkan terjadi di beberapa lokasi. Pejabat kementerian kesehatan Palestina mengatakan banyak dari korban tewas adalah anak-anak.