Bagikan:

JAKARTA - Rusia mengklaim pasukannya membuat kemajuan besar baru di wilayah barat Kursk, mempercepat upaya mereka untuk mengusir pasukan Ukraina yang telah menguasai sebagian wilayah Rusia sejak Agustus lalu.

Dilansir Reuters, Selasa, 11 Maret, Kementerian Pertahanan mengatakan Rusia telah merebut kembali belasan permukiman dan lebih dari 100 km persegi (38,6 mil persegi) wilayah dalam serangan terbarunya, yang menyusul memburuknya posisi Ukraina dalam beberapa hari terakhir.

Yuri Podolyaka, seorang blogger militer pro-Moskow melaporkan pasukan Rusia telah menguasai pinggiran kota Sudzha, dekat perbatasan dengan Ukraina.

Sedangkan pasukan Ukraina mundur ke wilayah mereka sendiri. Kehilangan pijakan yang diperoleh dengan susah payah di Kursk akan menjadi pukulan telak bagi Ukraina di saat yang kritis, karena Presiden AS Donald Trump memberikan tekanan berat kepada Kyiv agar setuju untuk segera mengakhiri perang.

Perebutan mengejutkan Ukraina atas sebidang tanah Rusia Agustus lalu - invasi pertama ke tanah Rusia sejak Nazi Jerman menyerang pada tahun 1941 - memberikan pasukannya dorongan moral yang besar pada saat itu dan memberikan pukulan yang memalukan bagi Presiden Vladimir Putin dan para komandannya.

Kyiv berharap untuk menggunakan Kursk sebagai alat tawar-menawar untuk mendapatkan kembali sebagian wilayahnya yang direbut.

Jenderal tertinggi Ukraina pada Senin membantah pasukan Ukraina yang bertempur di Kursk berisiko dikepung.

Jenderal Oleksandr Syrskyi mengatakan situasi terkendali, tetapi mengindikasikan pasukan Ukraina telah mundur.

"Unit-unit tersebut mengambil langkah-langkah tepat waktu untuk bermanuver ke posisi yang menguntungkan untuk pertahanan," katanya.

Pasukan Ukraina merebut 1.300 km persegi (500 mil persegi) wilayah Kursk pada bulan Agustus, menyerbu perbatasan dalam salah satu kejutan terbesar perang tersebut. Pada akhir Oktober, pasukan Korea Utara mulai berdatangan untuk bergabung dalam pertempuran di pihak Rusia.

Pada pertengahan Februari, Rusia merebut kembali 800 km persegi (300 mil persegi) wilayah di Kursk.

Sedangkan dalam beberapa hari terakhir, Rusia meluncurkan serangan besar-besaran pasukan terjun payung dari berbagai arah yang mengancam akan memutus jalur pasokan Ukraina dan rute potensial penarikan pasukan.

Kemajuan Rusia di Kursk dan di dalam Ukraina, dikombinasikan dengan perubahan kebijakan AS terhadap Ukraina dan Rusia oleh Trump, telah menimbulkan kekhawatiran di antara para pemimpin Eropa Ukraina akan kalah perang dan bahwa Trump memunggungi Eropa.

Ukraina pada Selasa meluncurkan serangan pesawat nirawak terbesarnya terhadap Moskow dan wilayah sekitarnya.

Sementara para diplomat tinggi Ukraina bertemu dengan rekan-rekan mereka di AS di Arab Saudi untuk membahas jalan menuju berakhirnya perang.

Trump minggu lalu menangguhkan bantuan militer dan pembagian intelijen dengan Ukraina, tetapi posisinya di Kursk sudah memburuk pada akhir Februari.