Bagikan:

JAKARTA - Korea Utara diperkirakan telah mengirim sekitar 200 artileri jarak jauh ke Rusia dan kemungkinan akan mengirim lebih banyak pasukan dan senjata untuk mendukung perang Moskow melawan Ukraina, kata Kementerian Pertahanan Korea Selatan pada Hari Selasa.

Penilaian tersebut dilakukan setelah badan mata-mata Korea Selatan sebelumnya memperkirakan Korea Utara telah mengirim sekitar 11.000 tentara untuk mendukung Rusia.

Dari jumlah tersebut, sekitar 300 orang diyakini tewas, sementara 2.700 lainnya terluka.

"(Korea Utara) telah menyediakan sekitar 11.000 tentara, rudal, 200 artileri jarak jauh, dan sejumlah besar amunisi dan ada kemungkinan (Korea Utara) juga memasok pasukan, senjata, dan amunisi ke depannya," kata kementerian dalam pengarahan kepada Komite Pertahanan Parlemen Korea Selatan, melansir The Korea Times 11 Februari.

Lebih lanjut kementerian tersebut mengatakan, Korea Utara diperkirakan akan menggandakan pengembangan persenjataannya tahun ini, tahun terakhir dalam rencana lima tahunnya untuk mengembangkan senjata canggih, seperti kapal selam bertenaga nuklir, satelit mata-mata, dan rudal balistik antarbenua (ICBM) berbahan bakar padat.

Kementerian juga mengemukakan kemungkinan Pyongyang menerima bantuan teknologi Rusia sebagai imbalan atas dukungan militer, khususnya menyebutkan teknologi untuk kapal selam bertenaga nuklir dan teknologi masuk kembali ke atmosfer untuk ICBM.

Mengenai hubungan Korea Utara dengan Amerika Serikat, kementerian mengatakan Pyongyang tampaknya berusaha menciptakan situasi yang menguntungkan untuk perundingan dengan Washington melalui retorika dan provokasi yang keras.

Korea Utara sendiri belum menanggapi pernyataan Presiden AS Donald Trump tentang niatnya untuk kembali berhubungan dengan Pemimpin Kim Jong-un.

Sebaliknya, Korea Utara telah melakukan uji coba rudal dan mengungkap kunjungan Pemimpin Kim ke pangkalan produksi bahan nuklir, kementerian tersebut mencatat.