JAKARTA - Kementerian Pariwisata dan Purbakala Palestina pada Hari Rabu mengumumkan, sekitar 226 situs arkeologi di Jalur Gaza rusak akibat serangan langsung Israel.
Pengumuman ini dikeluarkan bersama dengan Pusat Pelestarian Warisan Budaya sebagai bagian dari laporan "Inventaris Kerusakan dan Risiko terhadap Situs Warisan Budaya di Gaza", yang menilai kerusakan yang ditimbulkan pada situs tersebut sebagai akibat dari agresi Israel baru-baru ini.
Konflik terbaru di Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, saat kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas menyerang wilayah selatan Israel, yang dibalas dengan kampanye pemboman, operasi militer dan blokade oleh Israel.
Dipersiapkan bersama oleh 13 pakar Palestina bekerja sama dengan tim Universitas Oxford selama periode satu tahun, laporan tersebut meneliti 316 situs warisan budaya di Gaza, yang meliputi situs arkeologi, bangunan warisan, museum, bangunan keagamaan, pemakaman bersejarah, tempat wisata budaya, situs alam dan tempat bersejarah, kata Menteri Pariwisata dan Purbakala, Hani Al-Hayek, melansir WAFA 5 Februari.
Berbicara di kantor pusat kementerian di Ramallah, Menteri Al-Hayek menunjukkan laporan tersebut didasarkan pada survei lapangan menyeluruh dari semua situs, analisis citra satelit, pengumpulan data dan pembuatan model situs individual.
Informasi tersebut kemudian dianalisis untuk menilai tingkat kerusakan.
Laporan tersebut menemukan dari 316 situs, 138 situs mengalami kerusakan besar, 61 mengalami kerusakan sedang dan 27 lainnya rusak ringan, sementara 90 lainnya tidak rusak.
Diperkirakan anggaran yang dibutuhkan untuk pemulihan sektor warisan budaya mencapai 261,15 juta euro, yang akan dilaksanakan dalam tiga tahap selama delapan tahun.
Tahap 1 melibatkan intervensi mendesak untuk menyelamatkan dan mendukung situs yang terancam punah, dan membutuhkan dana sebesar 31,2 juta euro.
BACA JUGA:
Tahap 2 melibatkan intervensi yang diperlukan untuk memulihkan dan merehabilitasi situs yang sebagian terancam punah, dan membutuhkan dana sebesar 96,72 juta euro.
Sedangkan tahap 3 berkaitan dengan rekonstruksi situs yang terancam, membutuhkan dana sebesar 133,23 juta euro.
Menteri Al-Hayek mengatakan, situs arkeologi bersejarah merupakan bagian penting dari sejarah dan identitas rakyat Palestina di tanah Palestina, seraya menambahkan pendudukan, dengan menargetkan situs-situs ini, secara sengaja menghapus dan menghancurkan bagian penting ini dan pilar dasar identitas nasional Palestina.