Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan, berunding dengan Pemerintah Amerika Serikat merupakan tindakan tidak bijaksana, berkaca dari pengalaman masa lalu.

"Berunding dengan Amerika tidak akan menyelesaikan masalah apa pun. Buktinya? Pengalaman (masa lalu)!" kata Ayatollah Khamenei Hari Jumat, melansir IRNA 7 Februari.

Khamenei merujuk pada pengalaman masa lalu Iran dalam berunding dan membuat kesepakatan dengan Amerika Serikat dan pemerintah lain pada tahun 2010-an, mengatakan meskipun Iran menawarkan konsesi yang besar kepada pihak lain berdasarkan perjanjian itu, AS mengingkari kewajibannya.

"Amerika tidak mematuhi perjanjian itu. Orang yang sekarang menjabat (di Amerika Serikat) telah merusak perjanjian itu," katanya.

"Perjanjian itu dimaksudkan untuk mencabut sanksi Amerika. Sanksi itu tidak dicabut! Sanksi Amerika tidak dicabut," tandasnya.

Itulah, lanjut Ayatollah Khamenei, pengalaman Iran.

"Seseorang tidak boleh berunding dengan pemerintah seperti ini; berunding (dengannya) tidaklah bijaksana, tidak cerdas, tidak terhormat," kata Khamenei.

Berbicara dalam pertemuan dengan para komandan, staf, dan penerbang dari Angkatan Udara dan Angkatan Pertahanan Udara Angkatan Darat Iran di Teheran, Khamenei menekankan Iran tidak menentang perundingan itu sendiri, dengan Iran terlibat dalam perundingan dengan semua negara di dunia.

"Satu-satunya pengecualian di sini adalah Amerika. Tentu saja, kami tidak menganggap rezim Israel sebagai pengecualian, karena rezim itu bukanlah pemerintah sejak awal dan lebih merupakan kelompok kriminal dan perampas tanah," katanya.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada Hari Rabu, ia ingin memiliki perjanjian perdamaian nuklir yang diverifikasi dengan Iran.

Iran merespons dengan siap memberi Amerika Serikat kesempatan untuk menyelesaikan perselisihan antara kedua negara.

Kemarin, Presiden Iran Masoud Pezeshkian merespons pernyataan Presiden Trump dengan mengatakan tidak sulit memverifikasi nuklir Iran.

"Memverifikasi (program nuklir kami) adalah tugas yang mudah, mereka telah datang dan memverifikasi setiap kali mereka ingin melakukannya dan mereka dapat datang untuk memverifikasi seratus kali lagi," kata Presiden Pezeshkian, melansir Reuters.

Diketahui, Trump membawa Amerika Serikat keluar dari Kesepakatan Nuklir 2015 (JCPOA) antara Iran dengan kekuatan dunia secara sepihak pada tahun 2018, kembali menerapkan sanksi kepada Iran, pada periode pertama pemerintahannya.

Sanksi yang memukul sektor ekonomi Iran itu mendorong Teheran untuk melanggar batasan nuklir pakta tersebut.