Bagikan:

JAKARTA - China bakal memberlakukan tarif yang ditargetkan pada impor Amerika dan memperingatkan beberapa perusahaan AS, termasuk Google, mengenai kemungkinan sanksi.

Hal ini sebagai respons terukur terhadap bea masuk besar-besaran terhadap impor China yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump.

Respons terbatas Beijing terhadap penerapan tarif 10 persen terhadap seluruh impor China oleh Trump menekankan upaya para pembuat kebijakan Tiongkok untuk melibatkan Trump dalam perundingan yang dapat mencegah perang dagang langsung antara dua ekonomi terbesar di dunia.

Capital Economics, firma riset yang berbasis di Inggris, memperkirakan tarif tambahan Tiongkok akan berlaku terhadap impor tahunan senilai 20 miliar dollar AS, dibandingkan dengan barang-barang Tiongkok senilai 450 miliar dollar AS yang dikenakan tarif Trump yang mulai berlaku pada Selasa, 4 Februari.

“Langkah-langkah tersebut cukup sederhana, setidaknya dibandingkan dengan tindakan AS, dan telah disesuaikan untuk mengirimkan pesan kepada AS,” kata Julian Evans-Pritchard, kepala China Economics perusahaan tersebut dilansir Reuters.

Trump pada Senin menangguhkan ancaman tarif 25 persen terhadap Meksiko dan Kanada pada menit-menit terakhir, menyetujui jeda 30 hari sebagai imbalan atas konsesi di bidang perbatasan dan penegakan kejahatan.

Trump berencana untuk berbicara dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping akhir pekan ini, kata juru bicara Gedung Putih.

Langkah-langkah baru Tiongkok, yang diumumkan ketika tarif Trump mulai berlaku, mencakup pungutan sebesar 15 persen untuk batu bara dan LNG AS dan 10 persen untuk minyak mentah, peralatan pertanian, dan sejumlah kecil truk serta sedan bermesin besar yang dikirim ke China dari Amerika.

Secara terpisah, China mengatakan pihaknya memberlakukan kontrol ekspor pada beberapa logam, termasuk tungsten, yang penting untuk elektronik, peralatan militer, dan panel surya.

Bea masuk 10 persen yang diumumkan Tiongkok pada truk listrik yang diimpor dari Amerika Serikat dapat diterapkan pada Cybertruck milik Elon Musk.

Tarif baru Tiongkok akan berlaku pada tanggal 10 Februari, sehingga memberi waktu bagi Washington dan Beijing untuk mencoba mencapai kesepakatan.

Para pembuat kebijakan China berharap dapat melakukan kesepakatan dengan Trump pada saat permintaan domestik Tiongkok sedang menurun.

Selama masa jabatan pertamanya pada tahun 2018, Trump memulai perang dagang yang brutal selama dua tahun dengan China karena surplus perdagangan AS yang sangat besar, dengan tarif balasan terhadap barang-barang senilai ratusan miliar dolar yang mengganggu rantai pasokan global dan merusak perekonomian dunia.