Bagikan:

JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta berencana untuk menjalankan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengantisipasi banjir akibat hujan lebat jelang perayaan Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili.

Kepala Pusat Data Informasi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Mohammad Yohan menuturkan, OMC akan mengintervensi pola cuaca dengan teknologi penyemaian awan guna mengurangi intensitas hujan, terutama di wilayah rawan banjir.

"Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sedang mempertimbangkan pelaksanaan OMC untuk mengantisipasi potensi banjir pada akhir Januari 2025," kata Yohan kepada wartawan, Rabu, 22 Januari.

Yohan menyebut pihaknya masih menunggu rekomendasi resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelum mengambil langkah lebih lanjut untuk memodifikasi cuaca.

"Pemprov DKI telah melakukan pemetaan dan persiapan mitigasi lainnya, sambil mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap perkembangan cuaca," tutur dia.

Sebelumnya, Pemprov DKI telah menggelar OMC pada tanggal 7-9 Desember dan 12-15 Desember 2024. Dua tahap OMC yang telah dilaksanakan ini menunjukkan hasil positif, dengan pengurangan intensitas hujan mencapai 20 persen.

Sementara itu, OMC belum dilaksanakan sejak awal Januari 2025 hingga saat ini. Yohan mengungkapkan, OMC dilakukan untuk meminimalisasi dampak banjir seperti saat masa pergantian tahun 2024 menuju 2025.

"OMC dilaksanakan untuk kondisi darurat berdasarkan pertimbangan terukur dari BMKG. Meski curah hujan merata BMKG tidak atau belum merekomendasikan pelaksanaan OMC," ujar Yohan.

Sebagai contoh, dalam pelaksanaan OMC periode 25-31 Desember 2024, modifikasi cuaca melibatkan total 10 sorti penerbangan dengan durasi 19 jam 36 menit. Sebanyak 8.000 kilogram bahan NaCl digunakan untuk penyemaian awan.

Data hujan aktual yang diperoleh dari satelit Global Stellite Mapping of Precipitation (GSMaP) menunjukkan curah hujan di Jakarta selama periode OMC berkisar antara 0 hingga 40 mm/hari, dengan puncak curah hujan mencapai 40 mm/hari pada tanggal 25 Desember 2024.

Hasil OMC saat itu, menunjukkan keberhasilan dalam mengurangi intensitas hujan sebesar 38 persen dari prediksi berdasarkan data GSMap, serta 28 persen dari prediksi Global Forecast System (GFS) terhadap data penakar curah hujan aktual.