Bagikan:

JAKARTA - Swiss siap menjadi tuan rumah pertemuan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump untuk membahas penyelesaian konflik Ukraina, jika permintaan tersebut muncul, lapor harian Le Tamps Swiss pada Hari Minggu.

"Setelah pertemuan puncak Burgenstock, Ukraina, Rusia dan Amerika Serikat secara berkala diberi tahu tentang kesiapan kami untuk mendukung segala upaya diplomatik terkait penyelesaian perdamaian," lapor harian Swiss tersebut mengutip Nicolas Bideau, juru bicara Kementerian Luar Negeri Swiss, melansir TASS 13 Januari.

Harian tersebut menambahkan, otoritas Swiss tidak akan mengambil inisiatif terkait masalah ini.

Menurut Le Temps, konfederasi tersebut hanyalah salah satu negara dalam daftar yang siap menjadi tuan rumah pertemuan para Pemimpin Rusia dan AS.

Pada tanggal 10 Januari, Presiden terpilih AS Donald Trump mengumumkan persiapan untuk pertemuan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sedang berlangsung.

Menurut politisi Partai Republik tersebut, hal itu perlu untuk mengakhiri konflik Ukraina.

Sementara itu, juru bicara kepresidenan Rusia Dmitry Peskov mengatakan, Presiden Rusia Vladimir siap bertemu dengan Trump tanpa prasyarat apa pun.

Diketahui, Forum Burgenstock yang diprakarsai Kyiv tentang Ukraina diadakan di Burgenstock, Swiss pada 15-16 Juni 2024. Armenia, Bahrain, Brasil, Kolombia, Tahta Suci, India, india, Irak, Yordania, Libya, Meksiko, Rwanda, Arab Saudi, Afrika Selatan, Thailand dan Uni Emirat Arab tidak menandatangani komunike pertemuan puncak tersebut.

Rusia tidak diundang. Sebagian besar delegasi PBB juga tidak hadir.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menganggap konferensi tersebut sebagai kegagalan total, karena ia berpendapat "pertemuan" seperti ini tidak akan membawa perdamaian abadi.

Diketahui, Trump, tanpa menjelaskan lebih jauh, berulang kali mengklaim mampu menghentikan perang Rusia-Ukraina dengan segera.

Pada Bulan November, Presiden Vladimir Putin mengatakan, komentar Trump tentang mengakhiri perang di Ukraina patut mendapat perhatian.

Pekan lalu, Wakil Ketua Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan, krisis Ukraina sepertinya tidak akan terselesaikan dengan cepat, bahkan melalui mediasi Trump, Presiden terpilih Amerika Serikat yang akan dilantik pada 20 Januari.