JAKARTA - Kelompok militan Palestina Hamas menolak laporan media Israel tentang pembunuhan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh, menilai itu sebagai klaim palsu tentang cara pembunuhan di Teheran, Iran.
Dalam sebuah pernyataan, Hamas mengatakan mereka sepenuhnya menolak semua kebohongan rezim Zionis yang dipublikasikan Hari Minggu, terutama apa yang mereka klaim sebagai rincian operasi pembunuhan mendiang Haniyeh, melansir Mehr 30 Desember.
Hamas menekankan, penyelidikan bersama antara lembaga keamanannya dan aparat keamanan Iran menunjukkan, operasi teror tersebut dilakukan dengan peluru kendali seberat 7,5 kg bahan peledak. Peluru kendali ini langsung menargetkan telepon seluler martir Haniyeh.
Klaim yang dibuat oleh rezim Zionis hanyalah upaya putus asa untuk mengalihkan opini publik dari kejahatan berlapis ini, yang telah dilakukan dengan jelas melanggar kedaulatan Republik Islam Iran dan menargetkan salah satu kantor pusat resmi negara itu, kata Hamas.
Sebelumnya, Channel 12 Israel merilis laporan terbaru, yang diklaim dilakukan setelah mendapat izin dari militer, mengenai pembunuhan Haniyeh.
Menurut penyelidikan yang diklaim oleh Channel 12 Israel, Haniyeh terlihat beberapa kali di tempat pembunuhan yang sama di Teheran.
Laporan itu menyebutkan bom ditempatkan di kamar yang digunakan Haniyeh sebelum pelantikan presiden baru Iran.
BACA JUGA:
Pada malam pembunuhan Haniyeh, sistem pendingan ruangan (AC) di kamarnya sempat tidak berfungsi, yang dapat menyebabkan gagalnya operasi tersebut. Namun, itu kerusakan itu kemudian dapat diperbaiki.
Ismail Haniyeh dan salah satu pengawalnya tewas kemudian, setelah tempat mereka bermalam menjadi sasaran di Teheran pada 31 Juli, menurut pernyataan yang dirilis oleh Korps Garda Revolusi Iran (IRGC).
Dalam sebuah pernyataan, IRGC mengatakan pembunuhan Ismail Haniyeh "dirancang dan dilaksanakan oleh rezim Zionis dan didukung oleh pemerintah kriminal Amerika."