Bagikan:

JAKARTA -Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan menyoroti pemecatan sejumlah pejabat di Kementerian Pertanian (Kementan) karena terlibat dalam kasus korupsi. Ia pun mendukung upaya bersih-bersih Kementan lantaran korupsi yang dibalut atas nama kebijakan itu sangat merugikan petani.

"Kami mendukung pengungkapan praktik korupsi berjamaah di Kementerian Pertanian. Kalau tidak diberantas, nasib petani dan sektor pangan kita dipertaruhkan," ujar Daniel Johan, Kamis, 12 Desember. 

Daniel Johan mengapresiasi langkah tegas yang dilakukan oleh Menteri Pertanian, Amran Sulaiman. Menurutnya, ketegasan sangat diperlukan dalam menjalani tugas sebagai menteri untuk mengawasi kinerja jajarannya. 

"Diharapkan semua pimpinan kementerian/lembaga juga punya keberanian seperti itu," katanya.

Legislator PKB dapil Kalimantan Barat itu menyebut praktik-praktik kecurangan dan korupsi di kementerian sudah banyak terjadi dan sangat merugikan negara serta rakyat. Ia menilai, upaya bersih-bersih dari oknum nakal memang sudah sepatutnya dilakukan.

“Ini kan yang disampaikan oleh Pak Prabowo ya, bahwa banyaknya kebocoran-kebocoran uang negara itu karena permainan oknum-oknum di pemerintahan,” kata Daniel.

Anggota komisi yang membidangi urusan pertanian ini mengatakan, impor jagung di tengah panen raya sangat mengancam upaya kedaulatan pangan di Indonesia. Menurut Daniel, praktik curang seperti itu juga membuat petani jagung kesulitan.

“Ke depan harus dicek lagi setiap kebijakan atau program di Kementan. Telusuri satu per satu agar tidak ada celah lagi yang bisa dilakukan oknum-oknum untuk melakukan korupsi,” tegasnya. 

Baru-baru ini Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkap adanya praktik korupsi yang dilakukan jajarannya terkait impor jagung. Hal ini berawal saat tengah panen raya, Kementan justru mengimpor jagung hingga senilai Rp6 miliar.

Saat dikonfirmasi ke jajarannya, Amran mendapat laporan dari pejabat di Kementan yang mengatakan impor jagung dilakukan karena adanya aturan yang dibuat sebelumnya. Padahal impor jagung di tengah panen raya bisa mematikan hasil produksi petani karena harganya jadi sangat jatuh.

Amran mengkalkulasi kerugian petani jagung Indonesia akibat impor yang dilakukan bisa mencapai hingga Rp40 trilliun. Saat itu juga Amran mengubah prosedur impor dan berusaha untuk bertemu dengan pihak terkait sendirian.

Berangkat tanpa ditemani siapa pun, Amran kemudian bertemu dengan mafia impor jagung. Ia sengaja pura-pura meminta ‘jatah’ hasil impor untuk mengetahui siapa saja yang terlibat dalam praktik korupsi ini.

Dari mafia jagung itu, diketahui ada sejumlah pejabat di Kementan yang menerima uang korupsi dari impor jagung. Salah satu pejabat bahkan menerima jatah sampai Rp10 triliun. 

Akhirnya, Amran memecat empat pejabat Kementan yang diketahui menerima uang korupsi, di mana dua diantaranya seorang direktur di Kementan.

Sebelum kasus impor jagung ini, Amran Sulaiman juga mengambil langkah tegas dengan menonaktifkan 11 pejabat Kementan dan mem-blacklist empat perusahaan pupuk yang terbukti mengedarkan pupuk palsu.

Pupuk palsu dan pupuk dengan kualitas rendah itu sangat merugikan petani. Potensi kerugian akibat pupuk palsu mencapai Rp600 miliar, sementara pupuk berkualitas rendah berpotensi menimbulkan kerugian hingga Rp3,2 triliun.