JAKARTA - Wakil Menteri Agama RI Romo Muhammad Syafi’i menyampaikan Kementerian Agama komitmen dalam upaya peningkatan kesejahteraan guru, khususnya di tengah tantangan yang masih dihadapi banyak pendidik.
"Peran utama guru adalah mencerdaskan bangsa. Oleh karena itu, salah satu komitmen Kemenag, yakni fokus membuat kebijakan untuk meningkatkan kesejahteraan guru," kata Wamenag dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Hal itu disampaikan Wamenag dalam pertemuan dengan Pengurus Besar Al Jam'iyatul Washliyah, organisasi Islam asal Sumatra Utara di Kantor Pusat Kementerian Agama.
Romo, panggilan akrab Wamenag, menegaskan peran strategis guru sebagai ujung tombak pendidikan bangsa.
Dalam kesempatan itu, Wamenag menekankan bahwa peningkatan kesejahteraan guru tidak hanya terbatas pada aspek finansial.
BACA JUGA:
"Kesejahteraan itu mencakup lebih dari sekadar kenaikan gaji. Kita bicara soal tunjangan, jaminan sosial, fasilitas, hingga akses kepada pelatihan profesional," ujar Romo.
Ia juga mengatakan komitmen Kementerian Agama untuk mengupayakan skema insentif yang lebih berkeadilan bagi guru honorer.
Selama ini, Kemenag memiliki skema insentif untuk Guru Bukan Pegawai Negeri Sipil (GBPNS), khususnya guru yang bertugas di madrasah atau Pendidikan Agama Islam (PAI).
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan guru honorer yang belum mendapatkan tunjangan profesi.
Besaran tunjangan insentif tersebut adalah sebesar Rp250.000 per orang per bulan yang disalurkan dalam dua tahap per semester.
Wamenag memastikan di tahun-tahun mendatang tidak akan ada lagi ketimpangan kesejahteraan antara guru tetap dan guru honorer.
Sebelumnya, Menteri Agama Nasaruddin Umar menyatakan bahwa Kementerian Agama telah menganggarkan Rp897.157.500.000 untuk Insentif Guru Non-PNS untuk 2025.
Langkah ini diharapkan menjadi salah satu bentuk nyata dukungan pemerintah terhadap kesejahteraan guru.
Peningkatan kesejahteraan guru diyakini akan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.