BENGKULU - Badan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Kepahiang mmenyebutkan, sebanyak 1.438 gempa bumi dengan magnitudo berbeda-beda di Bengkulu dalam kurun waktu sejak Januari 2024 merupakan normal terjadi.
Pengamat Meteorologi dan Geofisika (PMG) Pertama Muhammad Najib mengatakan, hal tersebut disebabkan karena Provinsi Bengkulu berada di zona subduksi yang merupakan dua atau lebih lempeng tektonik saling bertumbukan sehingga salah satu lempengnya menyusup ke dalam perut bumi.
"Dengan terjadinya gempa yang ada di Provinsi Bengkulu merupakan normal sebab Bengkulu sendiri secara berada di zona subduksi dan ada beberapa sesar aktif," ujar dia.
Untuk itu, pihaknya terus mengimbau kepada masyarakat di Provinsi Bengkulu jika terjadi gempa bumi agar tidak panik dan selalu siap siaga.
Kemudian tetap waspada dan tidak panik serta tidak mudah percaya dengan informasi dari luar terkait kegempaan yang terjadi.
Serta dapat memahami langkah-langkah mitigasi bencana gempa bumi serta selalu mempersiapkan diri untuk melakukan evakuasi apabila sewaktu-waktu merasakan gempa dan tidak terpancing dengan informasi yang atau isu-isu yang tidak bertanggungjawab.
BACA JUGA:
Sementara itu, terang Najib, terkait dengan ratusan gempa yang terjadi di Provinsi Bengkulu paling sering terjadi di Kepulauan Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Selatan dan lainnya.
Untuk gempa paling besar terjadi di Provinsi Bengkulu yaitu dengan magnitudo 6,3 di Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara dan terkecil magnitudo 1,9.
Ia menjelaskan bahwa dari aktivitas gempa bumi yang dirasakan oleh masyarakat tersebut, tidak terjadi kerusakan infrastruktur yang ditimbulkan oleh aktivitas gempa tersebut.
Dengan rata-rata kejadian gempa berkisar 45 gempa dalam satu bulan, namun aktivitas gempa di wilayah Bengkulu tersebut masih tergolong normal.