JAKARTA - Jumlah korban tewas akibat banjir bandang paling mematikan selama 3 dekade di Valencia, Spanyol, bertambah menjadi 72 orang.
Ahli meteorologi mengatakan hujan turun dalam delapan jam di beberapa bagian Valencia pada Selasa, 29 Oktober, menyebabkan banjir jingga menenggelamkan lahan pertanian di wilayah yang menghasilkan dua pertiga buah jeruk yang ditanam di Spanyol, eksportir global terkemuka.
Penduduk di lokasi yang paling terkena dampak bencana menggambarkan bagaimana mereka melihat orang-orang memanjat ke atap mobil mereka ketika air berwarna cokelat mengalir melalui jalan-jalan, menumbangkan pohon-pohon dan menyeret bongkahan batu dari bangunan.
“Itu adalah sungai yang mengalir,” kata warga, Denis Hlavaty dilansir Reuters, Rabu, 30 Oktober.
"Pintunya dirobohkan dan saya bermalam di sana, dikelilingi air sedalam 2 meter,” sambungnya.
BACA JUGA:
Sementara itu, Perdana Menteri Pedro Sanchez berjanji untuk membangun kembali infrastruktur yang telah hancur
“Bagi mereka yang saat ini masih mencari orang yang mereka cintai, seluruh Spanyol menangis bersama Anda,” tutur Sanchez.
Rekaman yang diambil oleh layanan darurat dari helikopter menunjukkan jembatan-jembatan runtuh dan mobil-mobil serta truk bertumpuk di jalan raya di antara ladang-ladang yang terendam banjir di luar kota Valencia.