MALANG - Erupsi yang terjadi di Gunung Semeru terjadi beberapa kali pada Minggu, 29 September dini hari. Semburan gunung yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur itu mencapai 500 meter ke atas puncak.
Berdasarkan catatan petugas, Gunung Semeru tercatat beberapa kali erupsi yakni pukul 00.11 WIB, pukul 00.20 WIB, pukul 00.24 WIB, pukul 00.32 WIB, pukul 00.57 WIB dengan visual letusan tidak teramati dan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.
"Gunung Semeru erupsi kembali pada pukul 05.04 WIB dengan tinggi letusan teramati kurang lebih 500 meter di atas puncak atau 4.176 meter di atas permukaan laut (mdpl)," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Liswanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.
Menurutnya erupsi tersebut juga menyebabkan kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.
Tidak berselang lama, gunung tertinggi di Pulau Jawa itu erupsi pukul 05.18 WIB dengan tinggi letusan teramati sekitar 400 meter di atas puncak. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan.
"Terjadi erupsi Gunung Semeru kembali pukul 05.46 WIB dengan tinggi letusan teramati sekitar 500 meter di atas puncak atau 4.176 mdpl. Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan," tuturnya dikutip dari ANTARA.
BACA JUGA:
Kemudian gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu kembali erupsi pukul 08.42 WIB dengan visual letusan tidak teramati dan erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 110 detik.
Gunung Semeru masih berstatus Waspada, sehingga Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memberikan sejumlah rekomendasi yakni masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh delapan kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Kemudian di luar jarak tersebut, kata dia, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 km dari puncak.
Masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 3 km dari kawah/puncak Gunung Semeru, karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Selain itu, kata dia, perlu mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan