Bagikan:

JAKARTA - Dari dulu, Bank Tabungan Negara atau BTN sudah dikenal sebagai penyalur KPR dan pembiayaan rumah subsidi terbesar di Indonesia. Hingga saat ini BTN masih memiliki komitmen untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat memiliki rumah.

Dalam perkembangannya untuk memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan mengurangi backlog perumahan. BTN mengusulkan skema subsidi baru kepada pemerintah sebagai upaya terobosan untuk merealisasikan pemenuhan kebutuhan rumah nasional.

Skema tersebut yakni Skema Tiering Suku Bunga/Margin dan Skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Dana Abadi. Dalam skema pertama, suku bunga akan dikelompokkan berdasarkan desil atau pemeringkatan kesejahteraan pendapatan masyarakat berpenghasilan rendah. Suku bunga dalam skema ini akan disertai dengan durasi subsidi yang lebih pendek dibandingkan masa tenor.

Sedangkan dalam skema kedua, pemerintah memerlukan skema pembiaytaan baru untuk penurunan backlog perumahan dengan cepat. Skema ini akan mengurangi ketergantungan pada anggaran pemerintah.

"Saat ini kami masih mendiskusikan rincian kedua skema tersebut dengan para pemangku kepentingan. Sebagai bank yang fokus memenuhi kebutuhan perumahan nasional dengan KPR dan pembiayaan, BTN optimistis dengan kapabilitas kami untuk mendukung program pemerintah yang akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat banyak," ujar Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu saat Public Expose Live secara daring di Jakarta, Selasa (27/8).

BTN berhasil membukukan pertumbuhan kredit sebesar 14,4 persen year-on-year (yoy) menjadi sebesar Rp352,06 triliun hingga Juni 2024, ditopang oleh penyaluran kredit perumahan dan kredit bermargin tinggi (high yield loan). Pencapaian tersebut menunjukkan komitmen BTN dalam mengoptimalkan fungsi intermediasi di tengah tantangan tingginya biaya dana dan ketidakpastian global. Simak videonya berikut ini.