PAPUA - Kombatan anggota kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) Batalyon Kamundan Raya Kodap IV Sorong Raya bernama JS alias ASS Alias T akhirnya menyerahkan diri.
Buronan Polres Maybrat dalam kasus penyerangan Pos Ramil Kisor ini juga menyatakan sepenuhnya kembali ke pangkuan NKRI.
"JS melakukan penyerangan Pos Ramil Kisor menggunakan busur dan anak panah. JS sudah satu tahun lima bulan melarikan diri ke hutan, bergabung dengan kelompok OPM Batalyon Kamundan Raya Kodap IV Sorong Raya. JS akhirnya bersedia menyerahkan diri kepada aparat keamanan dari Satgas Yonif 623/BWU dibantu pendekatan oleh pemda dan tokoh masyarakat," kata Dansatgas Yonif 623/BWU Letkol Inf Dimas Yamma Putra, di Kumurkek, Aifat, Maybrat, Papua Barat, Senin 6 Mei, disitat Antara.
Ia melanjutkan, JS diduga adalah tersangka utama yang melesatkan anak panah kepada salah satu anggota Pos Koramil 1809-02 Aifat Kodim 1809/Maybrat di Kumurkek pada awal 2023. Akibat dari ulah buronan yang sempat lima bulan kabur ini, satu personil terluka di punggung.
"Melalui berbagai upaya pendekatan yang positif oleh Satgas Yonif 623/BWU kepada masyarakat, juga dibantu pendekatan dari jajaran pemerintah, JS bersedia untuk menyerah dan dijemput oleh tokoh masyarakat bersama tokoh Intelektual Aifat Timur Raya, Falen Sidik di Wilayah Kampung Aisyo, Distrik Aifat," kata Dimas.
Dimas melanjutkan, JS saat dimintai keterangan awal mengakui pernah melakukan aksi panah tersebut kepada anggota Koramil 1809-02 Aifat karena mabuk, kemudian melarikan diri ke rumah dan merasa takut sehingga lari ke hutan Ainod untuk bersembunyi dan bergabung dengan Kelompok OPM.
"Selain itu JS juga mengakui terlibat dalam pembakaran alat Excavator di Kampung Ayata Distrik Aifat Timur Jauh pada tanggal (27 Oktober 2023) dan membuat gangguan keamanan di kampung tersebut,' kata Dimas.
BACA JUGA:
Sementara itu, pentolan OPM berinisial JS mengatakan, saat memanah anggota dalam kondisi dipengaruhi minuman keras.
"Saat itu saya melakukan panah ke anggota karena pengaruh minuman keras. Lalu karena takut terpaksa saya lari ke hutan, tinggal di hutan bersama kelompok OPM Batalyon Kamundan Raya," kata JS.
Ia melanjutkan, selama berada di hutan dirinya merasa tidak nyaman karena kelompok tersebut tidak berbuat baik.
"Saya bawa diri ke sini dengan bantuan Falen Sidik untuk melapor bahwa saya ingin kembali ke NKRI dan ingin bertanggung jawab atas kesalahan yang sudah saya perbuat. Saya juga ingin memperbaiki keluarga dan kehidupan saya nanti," ucap JS.
Terkait pembakaran Excavator di Kampung Ayata, kata dia, dirinya bersama sembilan orang anggota OPM Kamundan Raya yang dipimpin oleh AJK dan VF.
“Kepada Kawan-kawan (OPM) yang masih ada di dalam hutan, ayo turun dan kembali ke NKRI untuk membangun Tanah Papua," kata JS.