Bagikan:

PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau mengajukan permohonan bantuan enam helikopter pengebom air dan dua pesawat patroli ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengantisipasi meluasnya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di daerah itu.

"Permohonan bantuan helikopter sudah disampaikan ke BNPB dan kini sedang dalam proses," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau M Edy Afrizal di Pekanbaru, Jumat.

Dia mengatakan saat ini wilayah pesisir Riau yang dominan memiliki lahan gambut sudah mengalami kebakaran, seperti di Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Meranti, Pelalawan, dan Kota Dumai.

Ia mengatakan sejumlah petugas dari tim satuan tugas (satgas) darat karhutla setempat masih berupaya keras memadamkan api dan melakukan pendinginan.

"Untuk kawasan terbakar yang dekat dengan sumber air masih bisa dikendalikan oleh tim darat akan tetapi pada lokasi kebakaran yang sulit diakses melalui jalur darat dan minim sumber air maka tentu membutuhkan bantuan helikopter water bombing (pengebom air) perusahaan," katanya.

Ia menyebutkan BNPB menjadwalkan pertengahan April 2024 melakukan hujan buatan di Riau dengan menggunakan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengantisipasi karhutla semakin meluas.

Jim menyebutkan TMC memang dibutuhkan untuk membantu menurunkan hujan buatan dan membasahi lahan gambut di Riau karena sejak beberapa pekan terakhir daerah itu minim hujan bersamaan dengan musim kemarau sehingga hutan rawan terbakar.

"Kini jumlah daerah di Riau yang berstatus siaga darurat karhutla terus bertambah, bahkan terbaru adalah Kabupaten Kepulauan Meranti dan menjadi empat daerah di Riau yang menetapkan status siaga yang sama, sedangkan karhutla yang masih dalam proses pemadaman berada di Kota Dumai dan Meranti," katanya.