Bagikan:

BANYUWANGI - Kebiasaan capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo menginap di rumah warga bukan pencitraan Pilpres 2024. Istrinya, Siti Atiqoh mengatakan kegiatan ini sudah dilakukan selama dua periode menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah.

Hal ini disampaikannya saat Halaqah Kebangsaan di Pendopo Yayasan Bumi Sroyo, Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu, 24 Januari. Kegiatan itu dalam rangka safari politik ke Jawa Timur.

"Kenapa kalau keliling ke daerah-daerah Mas Ganjar biasanya itu tidur di rumah penduduk? Ini bukan pencitraan, ini sudah dilakukan sepuluh tahun selama Mas Ganjar menjadi gubernur," kata Atikoh kepada warga yang hadir di acara tersebut.

Atikoh mengatakan cara ini membuat Ganjar tahu apa yang dibutuhkan rakyat. Sehingga, ia bisa mengimplementasikan ketika mengambil kebijakan.

"Dengan seperti itu perjuangan, helaan nafas masyarakat atau yang dilakukan masyarakat sehari-hari, apa perjuangan rakyat, itu Mas Ganjar jadi sangat paham, dengan berbicara secara informal, di situ akan terlihat sekali permasalahan," ujarnya.

Atikoh menerangkan suaminya memang mendengar sejumlah keluhan ketika menginap di rumah warga. Di antaranya, soal sulit dan mahalnya biaya untuk mendapat pupuk.

 see_also]

- https://voi.id/berita/351018/unhcr-kaburnya-rohingya-dari-pengungsian-di-aceh-bisa-mengarah-ke-jaringan-penyelundup

- https://voi.id/berita/350991/sudirman-said-labelkan-jokowi-langgengkan-nepotisme-era-soeharto

- https://voi.id/berita/350966/tkn-klaim-jokowi-masih-netral-minta-publik-tak-kaitkan-dengan-prabowo-gibran

- https://voi.id/berita/350951/kritik-keras-untuk-jokowi-netralitas-pejabat-negara-jadi-kunci-pemilu-fair-dan-demokratis

- https://voi.id/berita/350944/perludem-kritik-argumen-jokowi-soal-presiden-boleh-berpihak-bisa-jadi-pembenar-kecurangan-pemilu

[/see_also]

Padahal, Presiden Pertama RI Soekarno atau Bung Karno selalu mengatakan pangan harus jadi perhatian. Karena masalah ini merupakan tanggung jawab negara.

"Bung Karno berkata bahwa masalah pangan itu masalah negara, masalah mati hidupnya bangsa. Kalau kita ingin negara berdaulat di bidang pangan, tentu kebijakan harus propetani," ujarnya.

"Jadi, dengan kekurangan itu apa yang harus dilakukan pemerintah, subsidi ditambah, kita mungkin bisa menambah jumlah pabrik yang ada di Indonesia sehingga tidak terlalu tergantung produk impor," sambung Atikoh.

Diberitakan sebelumnya, Atikoh berkeliling Jawa Timur untuk bersafari politik. Ia mengawali kegiatan ini dari Banyuwangi, Bondowoso, Lumajang, Probolinggo, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang, Malang, Blitar, Nganjuk, Jombang hingga Surabaya.

Safari semacam ini sudah beberapa kali dilakukannya. Di antaranya di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Sumatera Selatan, hingga Sulawesi Utara.