Wapres Ingatkan agar Netralitas Petugas Penyelenggara Pemilu Bukan Sekedar Slogan
Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin memberikan keterangan di sela kunjungan kerjanya di Bratislava, Slovakia, Sabtu (25/11/2023) waktu setempat. (Antara/Indra Arief Pribadi)

Bagikan:

JAKARTA - Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin mengingatkan bahwa netralitas para petugas penyelenggara Pemilu 2024 jangan hanya slogan saja, namun harus benar-benar dilakukan karena masyarakat akan mengawasi penerapannya.

"Para petugas kita, tentu supaya tetap berusaha untuk menjaga netralitas, artinya jangan sampai ada pesanan, ada tekanan, gitu kan," kata Ma'ruf saat dimintai tanggapan saat kunjungan kerja di Bratislava, Slovakia, Sabtu waktu setempat seperti dilansir Antara.

Pesan netralitas ditekankan Ma'ruf terhadap petugas penyelenggara Pemilu 2024, termasuk para Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN).

Ma'ruf, yang pada Sabtu ini mengunjungi KBRI Bratislava mewanti-wanti seluruh KBRI di dunia agar menyelenggarakan Pemilu dengan baik dan tetap menjaga sikap netralitas.

"Hal itu agar Pemilu 2024 berjalan jujur dan adil dengan bersih dan tidak ada tekanan dari mana-mana supaya berjalan sesuai yang kita harapkan, supaya kualitas demokrasi kita menjadi lebih baik," kata Ma'ruf.

"(Netralitas) bukan slogan, betul-betul dijalankan dengan baik," Wapres Ma'ruf menambahkan.

Duta Besar RI untuk Slovakia, Pribadi Setiono, mengatakan pihaknya sudah mempunyai PPLN di KBRI dan mencatat daftar pemilih tetap (DPT) sebanyak 330 orang.

"Kita berbeda dengan di Jakarta, kita akan memulai Pemilu  tanggal 10 Februari 2024 sesuai dengan peraturan yang berlaku, mulai pukul 10.00 sampai pukul 18.00. Ini lebih awal karena supaya sampai di Jakarta-nya tanggal 14 Februari 2023 sudah selesai," kata Pribadi.

Pribadi mengungkapkan komitmennya agar Pemilu di Brastilava berjalan sesuai asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

"(Pemilu) kami insyaallah akan berjalan dengan jujur dan adil sesuai yang disampaikan Pak Wapres. Kalau komposisi masyarakat pemilih lebih banyak kita adalah pekerja migran Indonesia yang bekerja di pabrik-pabrik Slovakia ini," ujarnya.