Bagikan:

JAKARTA - Syahrul Yasil Limpo (SYL), Menteri Pertanian di era Jokowi pada periode kedua dikabarkan dijadikan tersangka oleh KPK. Beliau telah lama berkiprah di dunia politik Indonesia. Sebelum beliau mengarungi dunia tersebut Syahrul Yasin Limpo memiliki cerita menarik mulai dari perjalanan sekolahnya.

Perjalanan karier yang Panjang hingga dia bisa memahami peta politik Indonesia. Syahrul Yasin Limpo mengenyam Pendidikan dasar di Pangkajene.

Syahrul Yasin Limpo Lulusan SD Pangkajene

Terlahir pada 11 Maret 1964 di Sulawesi Selatan tepatnya di Pangkajene. Masa awal sekolah Beliau habiskan di tanah kelahiranya di Pangkajene.

Selanjutnya ia melanjutkan ke SMP Negeri 6 Makassar. Tidak ada yang spesial di sini hingga Syahrul Yasin Limpo masuk di SMA Katolik Cenderawasih Ujung Pandang. Dia mengenyam pendidikan hingga tahun 1973.

Syahrul Yasin Limpo

Setelah menyelesaikan sekolah menengahnya, dia memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Universitas Hasanuddin Makassar, memilih Fakultas Hukum sebagai basisnya.

Saat di kampus, dia tak hanya mengejar gelar sarjana hukum, tetapi juga berperan sebagai pemimpin redaksi buletin mahasiswa bernama "Justisi." Itu adalah salah satu cara baginya untuk berkontribusi dan terlibat aktif dalam kehidupan kampus.

Pada tahun 1983, dia meraih gelar sarjana hukumnya, sebuah pencapaian penting yang memberikan pondasi kuat. Namun, ambisinya belum berakhir di sana. Pada tahun 1999, dia memutuskan untuk mengejar pendidikan masternya di Lembaga Administrasi Negara (LAN), memperdalam pemahamannya tentang administrasi dan pemerintahan.

Selanjutnya, Syahrul Yasin Limpo melanjutkan pendidikan tinggi dengan mengambil program master ilmu hukum di Universitas Hasanuddin. Semangatnya untuk pengetahuan tak pernah pudar, dan dia akhirnya memutuskan untuk mengejar gelar doktor di institusi yang sama.

Pendidikan yang beragam ini mencerminkan tekadnya untuk terus berkembang. Dengan landasan pendidikan yang kuat, dia memasuki dunia politik dengan keyakinan dan pemahaman mendalam tentang hukum dan administrasi.

Syahrul Yasin Limpo adalah contoh bagus bahwa pendidikan adalah kunci untuk membangun karier yang sukses dan memberikan kontribusi besar dalam pelayanan masyarakat.

Dengan berdasarkan rekam jejaknya, Syahrul Yasin Limpo memulai karier politiknya sebagai anggota Partai Golkar. Di dalam partai tersebut, dia menduduki posisi penting sebagai Sekretaris Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar wilayah Sulawesi Selatan dari tahun 1993 hingga 1998.

Namun, pada tahun 2018, perjalanannya di Partai Golkar berakhir, dan ia memutuskan untuk beralih ke Partai Nasdem. Di Partai Nasdem, ia dipercaya untuk menjadi Ketua DPP pada periode 2018-2023.

Dalam pemerintahan, pengalaman awalnya dimulai di tingkat Sekretaris Wilayah Daerah (Setwilda) tingkat I Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Selama periode ini, dia menjabat dalam berbagai posisi, termasuk Kepala Bagian Pemerintahan, Kepala Bagian Pembangunan, dan Kepala Bagian Urusan Generasi Muda dan Olahraga.

Kariernya terus berkembang, dan ia terpilih sebagai Bupati Kabupaten Gowa dalam dua periode berturut-turut, yaitu tahun 1994-1998 dan tahun 1998-2002. Selanjutnya, ia menjadi Wakil Gubernur Sulawesi Selatan dari tahun 2003 hingga 2008.

Pada Pilkada Sulawesi Selatan tahun 2008, Syahrul Yasin Limpo mencalonkan diri untuk jabatan Gubernur Sulawesi Selatan, berpasangan dengan Agus Arifin Nu'mang sebagai calon wakil gubernur. Mereka didukung oleh sejumlah partai, termasuk PDIP, PAN, PDK, dan PDS. Hasilnya, mereka memenangkan kursi tertinggi dalam Pemerintahan Daerah Sulawesi Selatan dengan perolehan suara sebesar 39,53 persen.

Selain karier politiknya, Syahrul Yasin Limpo memiliki pengalaman di berbagai lembaga, termasuk Sekretaris DPP KNPI Sulsel, Ketua DPP AMPI Sulsel, Ketua FKPPI Sulsel, Ketua Kwarda Gerakan Pramuka, dan Ketua Kosgoro 57.

Pada tahun 2019, Syahrul Yasin Limpo diundang oleh Presiden Joko Widodo untuk bergabung dalam Kabinet Indonesia Maju sebagai Menteri Pertanian untuk periode 2019-2024.

Penghargaan yang pernah diraihnya mencakup Satyalancana Pembangunan pada tahun 2001, Satyalancana Wira Karya pada tahun 2003, dan penghargaan sebagai gubernur terbaik dalam Leadership Award pada tahun 2017.

Hingga akhirnya Syahrul Yasin Limpo diduga menjadi pelaku korupsi dan sedang di dalami oleh KPK.