Bagikan:

JAKARTA - Kenzie, balita obesitas di Bekasi, saat ini mendapat perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Kenzie sempat dirawat inap selama beberapa hari dan kini ia tengah menjalani rawat jalan.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) M. Syahril meminta orang tua balita berusia 16 bulan yang memiliki berat 27 kilogram itu untuk mematuhi saran dokter saat perawatan.

"Yang menjadi tantangan saat ini adalah kepatuhan dari orang tua Balita Kenzie untuk menjalankan saran dari tim dokter. Perkembangan Kenzie juga terus dimonitor oleh Puskesmas setempat," kata Syahril dalam keterangannya, Senin, 13 Maret.

Saat ini, kondisi kesehatan Kenzie masih dilakukan pemeriksaan penyebab pasti kasus obesitas yang dialaminya. Hasil Lab kurang lebih akan diterima dalam kurun waktu 21 hari kerja.

Selama menunggu hasil Lab, Balita Kenzie mendapatkan penanganan dari tim dokter RSCM Jakarta, mulai dari dokter Spesialis Ana, Spesialis Gizi, Divisi Penyakit Langka, hingga Spesialis Fisioterapi.

“Kami akan berupaya semaksimal mungkin dalam menangani kondisi pasien Kenzie, terutama saat ini fisioterapi terus dilakukan untuk mengejar keterlambatan perkembangan pasien,” tutur Syahril.

Ketika kondisi Kenzie mulai menjadi sorotan, orang tuanya mengaku mereka memberi asupan susu kental manis kepada sang anak sejak usianya 12 bulan karena tak mampu membeli susu formula.

Setelah mendapat perawatan intensif di RSCM, Syahril menuturkan masalah kesehatan Kenzie bukan hanya disebabkan oleh pola makan. Ia juga diduga mengalami kelainan genetik.

"Kasus yang dialami Kenzie termasuk langka, sehingga dibutuhkan pemeriksaan yang menyeluruh dan spesifik melalui pemeriksaan laboratorium," ucap Syahril.

Kondisinya memicu permasalahan yang lainnya seperti bentuk kaki yang tidak sempurna (membentuk O), hingga keterlambatan perkembangan. Di usia saat ini Kenzie belum mampu berjalan.

“Faktor genetik menjadi pemicu kondisi obesitas pada Kenzie, dan ini merupakan kasus yang sangat langka, jadi kepastian hasil pemeriksaan Lab sangat penting untuk menentukan diagnosis pasien,” imbuhnya.