Bagikan:

JAKARTA - Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) menggelar tasyakur milad ke-42 tahun pada hari ini, Selasa 21 Februari di Istora Senayan, Jakarta.

BKMT didirikan oleh Prof. Dr. Tutty Alawiyah pada 1 Januari 1981. Sejak didirikan, BKMT ingin menjadi majelis taklim independen yang akan meningkatkan mutu majelis taklim di seluruh Indonesia.

BKMT lahir atas kesepakatan lebih dari 700 majelis taklim. Diprakarsai oleh seorang ustazah dan mubalighah Prof. Dr. Tutty Alawiyah yang telah berkecimpung di majelis taklim sejak usia yang masih sangat muda.

Ditemui saat tasyakur milad ke-42 BKMT, Ketua Umum BKMT Syifa Fauzia mengatakan, pada awal pendiriannya, BKMT bertujuan meningkatkan kualitas mutu pembelajaran di majelis taklim dengan cara membentuk forum bersama sebagai wadah komunikasi antarsesama majelis taklim yang saat itu berada di Jakarta dan sekitarnya.

Seiring berjalannya waktu, BKMT mulai giat diikuti oleh majelis taklim di luar Jakarta. Tutty Alawiyah yang kala itu telah menjadi ustazah ternama, makin dikenal di masyarakat.

Tutty pun berkeinginan majelis taklim lebih bermartabat, bukan hanya sebagai tempat belajar-mengajar keislaman, namun memberikan kontribusi dan peranannya untuk umat dan masyarakat.

"BKMT pun membuktikan, menjadi pioniir organisasi majelis taklim terbesar yang bersifat independen tanpa afiliasi dari pihak manapun," kata Syifa.

Hingga di 1991, pada dasawarsa BKMT, Ustazah Tutty menyelenggarakan acara kolosal di Stadion Utama Gelora Bung Karno dan menghadirkan Ibu Tien Soeharto. Lalu berlanjut selama lima kali perhelatan akbar di stadion utama ini dan disaksikan oleh para pemimpin negara.

"Acara besar ini menjadi tolak ukur penyelenggaraan acara-acara besar BKMT. Tidak kurang dari 100 ribu jamaah majelis taklim berkumpul dan menjadi syiar semangat bagi BKMT di seluruh Indonesia," jelas Syifa.

Kiprah BKMT pun semakin meluas, ditandai dengan makin banyaknya keberadaan BKMT di setiap provinsi di seluruh Indonesia. Kini di usianya yang ke 42, BKMT telah berada di 33 provinsi, 400 lebih kabupaten, dan ribuan kecamatan, dengan estimasi anggotanya hampir satu juta orang.

"Sebanyak 95 persen adalah perempuan dan berasal dari berbagai profesi. BKMT secara organisasi bersifat independen tidak terafiliasi dengan organisasi atau partai politik manapun," katanya.

Syifa menuturkan, melalui berbagai kegiatan dan programnya, BKMT meluaskan peran tidak hanya bergerak dalam bidang dakwah, pendidikan, dan sosial kemasyarakatan. BKMT aktif dalam pemberdayaan ekonomi, penguatan wawasan bangsa, berperan aktif dalam kepemimpinan nasional serta tanggap terhadap isu-isu strategis dan keummatan.

"Hingga usianya kini, BKMT terus memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kualitas masyarakat. Bergerak menjadi garda terdepan perjuangan dan pemberdayaan umat," ujar Syifa.

Dengan terus menjunjung nilai-nilai filosofis pendirinya Prof. Tutty Alawiyah, yaitu menjadi kader yang beriman bertaqwa, berdedikasi tinggi, memiliki semangat juang untuk kebermanfaatan, dan merekatkan kebersamaan dalam perannya di segala aspek kehidupan.

Turut hadir dalam acara ini, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Baznas K.H. Noor Achmad, Direktur Utama BSI Hery Gunadi, istri Gubernur Jawa Barat Atalia Praratya Ridwan Kamil, cendekiawan Muslim Din Syamsuddin, dan mantan panglima TNI Gatot Nurmantyo.