JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin membeberkan wacana vaksinasi COVID-19 booster kedua atau dosis keempat berbayar untuk mengurangi pengeluaran subsidi.
"Memang ada wacana untuk booster kedua ini bagi yang pemegang PBI (penerima bantuan iuran), yaitu bantuan pemerintah, itu dibebaskan, tapi untuk non-PBI diwacanakan untuk berbayar," katanya di Universitas Indonesia, Jakarta, Kamis 26 Januari, disitat Antara.
"Maksudnya apa? Supaya mengurangi beban subsidi, dan kedua juga menghidupkan semangat saling membantu, bergotong royong, yang kuat membantu yang lemah," sambung Wapres.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada Selasa 24 Januari mengungkapkan adanya kemungkinan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dosis keempat berbayar bagi warga bukan penerima bantuan iuran jaminan kesehatan nasional (jamkesnas) dari pemerintah.
Wapres menuturkan, taksiran biaya akan terjangkau jika vaksinasi COVID-19 dosis keempat untuk warga bukan penerima jamkesnas benar-benar diberlakukan. Menurutnya, pemerintah mengupayakan biayanya tidak memberatkan warga.
"Tidak memberatkan, dan kemudian orang jangan sampai karena (vaksin) bayar tidak mau di-booster, makanya harganya tidak (boleh) menghalangi orang untuk melakukan booster," katanya.
BACA JUGA:
Dia juga mengatakan, pemerintah mengupayakan seluruh warga mendapat vaksinasi COVID-19 penuh supaya memiliki daya tahan tinggi terhadap infeksi virus corona.
Setelah melaksanakan vaksinasi dosis keempat atau dosis booster kedua kepada tenaga kesehatan dan warga lanjut usia, pemerintah mengumumkan pelaksanaan vaksinasi penguat kedua bagi kelompok sasaran masyarakat umum berusia 18 tahun ke atas mulai 24 Januari 2023.
Vaksinasi COVID-19 dosis keempat dapat diberikan sekitar enam bulan setelah vaksinasi dosis penguat pertama.
Menurut data yang disiarkan di laman informasi vaksinasi Kementerian Kesehatan pada Kamis, sasaran vaksinasi COVID-19 di Indonesia seluruhnya 234.666.020 orang.
Vaksinasi COVID-19 dosis pertama, kedua, ketiga (penguat pertama), dan keempat (booster atau penguat kedua) tercatat sudah dilakukan pada berturut-turut 87,02 persen, 74,59 persen, 29,51 persen, dan 5,39 persen dari sasaran vaksinasi.