Bagikan:

JAKARTA - Sektor penjualan langsung harus didukung penuh karena terbukti berkontribusi pada kesejahteraan dan ekonomi rakyat. Bahkan salah satu sistemnya, yaitu Multi Level Marketing (MLM) bisa bermanfaat bagi mahasiswa dan pelajar sehingga mereka bisa berwirausaha sambil menempuh pendidikan.

Pernyataan itu disampaikan Ketua MPR Bambang Soesatyo saat membuka kegiatan tahunan Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI), yakni APLI Convention 2020 dan APLI Award akhir pekan ini.

Kegiatan ini dihadiri para pelaku industri penjualan langsung serta pemangku kepentingan guna menyosialisasikan kembali industri penjualan langsung serta dampak positif secara ekonomi dan sosial terhadap masyarakat.

Merujuk laporan tahunan dari 147 perusahaan pada 2019, perusahaan direct selling, termasuk yang menjalankan penjualan dengan sistem berjenjang (multi level marketing atau MLM), berhasil mencatatkan transaksi penjualan Rp14,7 triliun dengan melibatkan 5,3 juta mitra usaha.

Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengapresiasi eksistensi Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) yang telah berkontribusi pada perekonomian dan kesejahteraan rakyat.

"Catatan menggembirakan lainnya yang patut diapresiasi adalah bahwa skema MLM ini juga dimanfaatkan bagi pelajar dan mahasiswa sehingga mereka bisa berwirausaha sambil menempuh pendidikan," ujar Bamsoet dalam keterangan tertulisnya, Minggu 13 Desember.

Foto: Dok. APLI)

Bamsoet menjelaskan, sektor penjualan langsung MLM juga 'berjasa' menjaga dan melindungi produk dalam negeri. Karena lebih dari separuh atau sekitar 51,86 persen yang dijual adalah produk dalam negeri.

"Sektor penjualan langsung dengan sistem MLM harus didukung penuh karena terbukti berkontribusi pada kesejahteraan dan  ekonomi rakyat serta bermanfaat bagi mahasiswa dan pelajar sehingga mereka bisa berwirausaha sambil menempuh pendidikan," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua APLI Kany V. Soemantoro mengatakan, melalui kegiatan ini, pihaknya menyambut baik komitmen yang diberikan oleh para mitra kerja APLI beserta seluruh pemangku kepentingan termasuk Kementerian Perdagangan, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Satuan Tugas Waspada Investasi, Kepolisian Republik Indonesia (POLRI), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) guna menyosialisasikan dan memperkuat persepsi masyarakat terkait industri penjualan langsung di Indonesia.

"Dewasa ini memang banyak masyarakat yang dirugikan oleh maraknya praktik penipuan berkedok investasi, tabungan, arisan, investasi emas, asuransi dan sebagainya yang beroperasi menggunakan nama penjualan langsung atau multi level marketing. APLI bersama para stakeholder terus berupaya memberantas praktik-praktik ilegal seperti itu," ujar Kany.

Menurut Kany, selama pandemi COVID-19 ini, industri direct selling mampu memberikan income ke negara Rp14,7 triliun, bahkan update terakhir telah mencapai Rp16,3 triliun. Di saat bisnis lain gulung tikar dan mem-PHK karyawannya, namun industri direct selling justru eksis.

"Semua keberhasilan itu berkat leader/mitra usaha/member yang selalu melakukan penjualan produk industri kami," ungkap Kany.