SURABAYA - Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, mendorong daerah-daerah di Indonesia contoh Kota Surabaya terkait program Rumah Padat Karya. Hasto menilai program kerakyatan ini bagus, untuk mengurangi pengangguran, dan menyerap tenaga kerja.
"Saya kira ini luar biasa, bagaimana sebuah aset pemerintah kota, didedikasikan untuk membuka lapangan kerja bagi rakyat. Saya kira cara ini bisa dicontoh daerah-daerah lainnya," kata saat berkunjung ke Rumah Padat Karya "Viaduct" di Jalan Nias, Kecamatan Gubeng, Kota Surabaya, Rabu, 9 November.
Rumah Padat Karya merupakan rumah atau bangunan kosong yang disulap menjadi tempat usaha, tersebar di 31 kecamatan se- Surabaya. Kemudian dimanfaatkan untuk membuka lapangan kerja sebagai sumber pendapatan warga Surabaya, khususnya memberdayakan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Misalnya "Viaduct" yang berkonsep kafe menyajikan beragam kuliner khas Surabaya, plus dilengkapi dengan barbershop dan lapangan basket mini. Saat baru memasuki rumah padat karya berkonsep kafe ini, Hasto sangat terkesan dengan arsitektur bangunan kunonya.
Dia sangat kagum dengan bangunan kuno yang terawat, karena memberikan kesan istimewa. Di "Viaduct" telah diberdayakan sebanyak 25 masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebagai pekerja langsung.
Jika ditotal dalam ekosistemnya bisa mencapai 100 orang, termasuk para pemasok berbagai bahan makanan-minuman yang disajikan.
"Ini merupakan respons kebijakan yang baik untuk mempercepat pemulihan ekonomi, sebuah langkah tepat saat kita ke depan dibayangi ketidakpastian ekonomi global," ujarnya.
Menurut Hasto, hal ini merupakan cerminan gotong royong kerakyatan yang mampu dikerjakan dengan baik di Surabaya yang berada dalam kepemimpinan PDI Perjuangan, di mana wali kota, wakil wali kota, dan ketua DPRD-nya adalah kader PDI Perjuangan.
"Coba bayangkan kalau semua daerah begini, punya konsep semacam ini, pasti luar biasa, bagaimana menciptakan nilai tambah sebagai mata rantai perekonomian rakyat. Apalagi yang mengelola rumah padat karya ini adalah warga tidak mampu," ujarnya.
BACA JUGA:
Apa yang dilakukan para kader PDI Perjuangan di Surabaya, lanjut Hasto, adalah upaya menghadapi tekanan-tekanan perekonomian global yang sedang tidak baik-baik saja. Jika dibandingkan dengan perekonomian negara lain, Hasto menyebut ekonomi Indonesia tidak kalah.
"Namun kita tidak boleh lengah. Sebab ancaman krisis finansial yang sedang dihadapi negara lain itu bisa terjadi di Indonesia. Apalagi tahun depan ada prediksi pertumbuhan perekonomian secara global terkoreksi hingga mengakibatkan resesi. Kerja gotong royong ekonomi kerakyatan seperti di Surabaya ini adalah langkah yang tepat untuk antisipasi," katanya.
Ketua DPRD Surabaya yang juga Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan, beragam program ekonomi kerakyatan terus didorong di Surabaya. Kolaborasi antara wali kota, wakil wali kota, para kader PDIP di DPRD Surabaya, serta seluruh elemen partai berlambang banteng itu hingga tingkat kecamatan telah mampu memompakan pemulihan ekonomi secara lebih cepat.
"Kita semua berkomitmen bagaimana program padat karya sukses, sebagai respons atas situasi pemulihan ekonomi serta antisipasi potensi perlambatan ekonomi atau bahkan resesi ke depan. Di kampung-kampung, MBR diberdayakan, salah satunya disalurkan ke berbagai Rumah Padat Karya," kata Adi.