TRENGGALEK - Pemerintah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur meminta bantuan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) untuk merekayasa jalur sungai di wilayah Kecamatan Munjungan demi mencegah banjir kembali terjadi di kawasan pesisir selatan tersebut.
"Kami lihat ini (salah satu) masalah utama sungainya bercabang. Itu memang butuh pengerjaan. Nanti kami akan koordinasikan dengan Kementerian PUPR lewat BBWS untuk melakukan rekayasa jalur sungai yang aman untuk wilayah pemukiman," kata Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin saat meninjau dampak banjir bandang di wilayah Munjungan, Trenggalek, Antara, Minggu, 6 November.
Menurutnya, rekayasa jalur sungai diperlukan karena karakteristik sungai di kawasan selatan itu arusnya deras, namun konturnya tidak dalam dan alur alirannya berpindah-pindah.
Selain itu, Arifin menyebut ada beberapa tanggul yang harus segera ditutup saat debit air sungai meningkat.
"Langkah itu dinilai penting dan sangat berpengaruh untuk mengantisipasi agar air sungai tidak sampai meluap ke pemukiman warga," katanya.
Selanjutnya, penguatan di sejumlah jembatan juga perlu diperhatikan demi mencegah kerusakan infrastruktur saat debit air sungai tinggi, atau bahkan di atas ambang batas.
Saat ini, Pemkab Trenggalek tengah fokus pada upaya penanggulangan pascabencana.
Salah satunya dengan membantu warga membersihkan sisa-sisa endapan lumpur yang cukup tebal, yakni hingga 20-30 sentimeter di sejumlah desa terdampak, seperti di Desa Tawing, Bangun, dan Bendoroto sendiri menjadi wilayah terparah yang terdampak banjir di Kecamatan Munjungan.
BACA JUGA:
"Ini harus kerja bakti dan nanti kita bantu dari pemerintah, TNI, Polri untuk segera membersihkan agar aktivitas warga kembali normal," katanya.