Dinkes Surabaya Gencar Deteksi Kasus Pneumonia pada Balita
Foto Arsip - Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) di Surabaya (ANTARA/HO-Diskominfo Surabaya)

Bagikan:

SURABAYA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya gencar melakukan deteksi dini kasus pneumonia pada balita di Kota Pahlawan, Jawa Timur.

"Kami sampaikan ke Kadinkes (Kepala Dinas Kesehatan) untuk semakin banyak turun. Karena kalau ternyata kasus sedikit, tapi kayak gunung es, malah tambah bahaya ini," kata Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Jumat, 21 Oktober.

Menurut dia, apabila kasus pneumonia di Surabaya semakin banyak diketahui, maka secara otomatis pengobatan yang dilakukan pemkot akan lebih mudah. Oleh sebab itu, dia meminta jajaran Dinkes agar gencar terjun ke lapangan.

"Kalau sudah semakin banyak diketahui, pengobatannya gampang," ujar dia.

Meski demikian, Wali Kota Eri juga berharap peran serta para orang tua dalam menjaga putra-putri mereka. Sebab, menurutnya, peran serta orang tua ini sangat penting dalam memastikan anak-anaknya terhindar dari penyakit pneumonia.

"Saya kembali berharap peran serta orang tua dalam menjaga putra-putrinya, sehingga penyakit itu bisa dihindarkan dari putra-putri kita," kata dia.

Menurut Eri, untuk mencegah kasus pneumonia pada anak, tidak bisa hanya dilakukan sendiri oleh pemerintah atau sekolah. Sebab, lanjut dia, ketika anak itu sudah kembali ke rumah, maka peran serta orang sangat penting dalam menjaga anak-anaknya.

"Makanya kembali lagi sebenarnya pola asuh orang tuanya juga penting. Karena kalau orang tuanya sendiri tidak sayang anaknya, terus apa lagi yang harus dilakukan pemerintah. Berarti orang tua harus menjaga pola hidup dan pola makan anaknya," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Dinkes Kota Surabaya Nanik Sukristina memastika akan terus gencar melakukan deteksi dini penyakit tersebut. Tercatat pada periode Januari hingga September 2022, terdapat 15.252 kasus pneumonia di Surabaya.

"Ada peningkatan sedikit, tapi memang kita terus gencar untuk menemukan kasus ini. Supaya bisa segera mengatasinya," kata Nanik.

Nanik juga mengemukakan, sebanyak 15.252 kasus pneumonia pada periode Januari-September 2022 ini terbagi ke dalam dua kategori usia. Untuk usia 0-5 tahun, sebanyak 9.312 kasus. Sedangkan untuk kategori usia > 5 tahun, terdapat 5.940 kasus.

Selain gencar melakukan deteksi dini dan sosialisasi pencegahan kasus pneumonia, kata dia, pihaknya juga mengimbau kepada para orang tua agar turut serta menjaga putra-putri mereka supaya terhindar dari penyakit tersebut.

Nanik menyebut, langkah pencegahan terhadap penyakit pneumonia itu dapat dilakukan para orang tua dengan sejumlah upaya, di antaranya menjauhkan balita dari penderita batuk, melakukan imunisasi lengkap, dan memberikan ASI (Air Susu Ibu) pada bayi/anak berusia 0-2 tahun.

"Kemudian menjauhkan balita dari asap, debu, serta bahan-bahan yang mengganggu pernapasan. Terakhir, membersihkan lingkungan tempat tinggal balita serta usahakan ruang memiliki udara bersih dan ventilasi yang cukup," kata dia.