Kutuk Bombardir Rusia Terhadap Kyiv dan Kota Besar Lainnya, Paus Fransiskus: Hati Saya Selalu Bersama Orang-orang Ukraina
Aparat Ukraina mengevakuasi warga sipil yang menjadi korban serangan rudal Rusia di Kyiv Hari Senin. (Wikimedia Commons/National Police of Ukraine)

Bagikan:

JAKARTA - Paus Fransiskus pada Hari Rabu mengutuk pemboman tanpa henti Rusia atas kota-kota Ukraina, dengan mengatakan serangan itu telah melepaskan badai kekerasan pada penduduk.

Berbicara kepada ribuan orang di audiensi umum mingguannya di Lapangan Santo Petrus, Paus juga mengimbau "mereka yang menentukan nasib perang di tangan mereka" untuk berhenti.

Diketahui, sedikitnya 26 orang tewas di seluruh Ukraina selama serangan udara terbesar Rusia sejak dimulainya invasi pada Februari.

"Hati saya selalu bersama orang-orang Ukraina, terutama penduduk tempat-tempat yang dilanda pemboman tanpa henti," ujar Paus Fransiskus seperti melansir Reuters 12 Oktober.

"Semoga roh (Tuhan) mengubah hati mereka yang menentukan nasib perang di tangan mereka, sehingga badai kekerasan berhenti dan hidup berdampingan secara damai dalam keadilan dapat dibangun kembali," harap Paus.

Di Amsterdam, jaksa untuk tim International Mobile Justice sedang menyelidiki kemungkinan kejahatan perang, dari serangan rudal Rusia yang sedang berlangsung di Kyiv dan kota-kota lain.

Ditanya di sela-sela acara di Roma apakah serangan itu dapat dianggap sebagai kejahatan perang, orang nomor dua Vatikan, Sekretaris Negara Kardinal Pietro Parolin, mengatakan dia tidak memenuhi syarat untuk membuat penilaian teknis dan yuridis semacam itu.

"Tapi tentu saja itu adalah tindakan yang tidak dapat diterima, yang menyerukan pembalasan di hadapan Tuhan dan di hadapan umat manusia, karena mengebom warga sipil yang tidak bersenjata berada di luar logika apa pun. Itu harus benar-benar dikutuk," tegas Parolin.

Diketahui, serangan Hari Senin menewaskan 19 orang, melukai lebih dari 100 dan melumpuhkan listrik di seluruh negeri, kata para pejabat Ukraina.

Sementara, saat serangan berlangsung pada Hari Selasa, sedikitnya tujuh orang tewas di kota tenggara Zaporizhzhia, menyebabkankan bagian barat Kota Lviv tanpa aliran listrik.

Terpisah, Rusia membantah menargetkan warga sipil dalam operasi militernya di Ukraina, menuduh Barat meningkatkan dan memperpanjang konflik dengan mendukung Kyiv.

Sebelumnya, Paus Fransiskus secara langsung meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk pertama kalinya 10 hari yang lalu, untuk menghentikan "spiral kekerasan dan kematian", dengan mengatakan krisis aitu mempertaruhkan konsekuensi global yang tak terkendali.