Nama Prabowo 'Hilang' Dalam Bursa Capres PKS, Gerindra: Kami Tak Berkecil Hati
Ketua Harian DPP Gerindra Sufmi Dasco Ahmad/DOK: Nailin In Saroh-VOI

Bagikan:

JAKARTA - Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, mengatakan pihaknya tak berkecil hati meski nama Ketua Umum Prabowo Subianto tidak masuk dalam bursa calon presiden untuk di Pilpres 2024 dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS). 

Dasco mengatakan, PKS pernah mengusung Prabowo Subianto maju sebagai capres pada pemilu lalu. Sehingga, Gerindra memaklumi nama Prabowo 'hilang' karena dinamika partai yang dinahkodai Ahmad Syaikhu. 

"Enggak apa-apa, namanya dinamika demokrasi itu adalah hak partai politik. Parpol juga menyaring kader dibawah. Kami tidak berkecil hati bahwa kemudian tidak ada namanya, toh PKS juga sudah pernah mengusung pak Prabowo. Enggak ada masalah," ujar Dasco di gedung DPR, Selasa, 20 September. 

Terkait nama Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno justru yang masuk dalam bursa capres PKS, Dasco menilai itu adalah hak partai politik. Nantinya, kata dia, tergantung Sandiaga Uno apakah mau dicalonkan dari PKS atau tidak. 

"Kan itu adalah hak parpol. Kemudian hak yang dicalonkan, tinggal yang dicalonkan yang memilih mau di PKS mau di Gerindra. Kan begitu," kata Wakil Ketua DPR itu. 

Sebelumnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengungkapkan alasan Prabowo Subianto tidak masuk dalam bursa calon Presiden untuk di Pilpres 2024. Salah satunya, karena kader tidak menginginkan Prabowo diusung menjadi capres PKS.

"Tidak adanya nama pak Prabowo dalam nama-nama yang berkembang tersebut, lebih karena tidak terlalu terpotret dalam aspirasi akar rumput saja," kata Ketua Departemen Politik DPP PKS Nabil Ahmad Fauzi kepada wartawan, Senin, 19 September. 

Menurut Nabil, kader PKS ingin ada penyegaran sosok pemimpin Indonesia mendatang. "Semangatnya kan PKS ingin ada penyegaran kepemimpinan nasional," ucap Nabil.

Meski begitu, Nabil menuturkan, PKS tidak menutup kerja sama dengan Gerindra di Pilpres 2024. PKS, kata dia, masih terbuka komunikasi dengan Gerindra terkait koalisi.

"Bukan berarti kami menutup pintu komunikasi dan kerja sama politik. Kami masih meyakini banyak tikungan-tikungan politik di depan," katanya.