Moeldoko : Membangun Peradaban Tidak Perlu Lagi Mempersoalkan Perbedaan
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pada acaar peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung Kubah Timah Pangkalpinang/DOK KSP

Bagikan:

PANGKALPINANG - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengapresiasi rencana desain pembangunan Masjid Agung Kubah Timah di Pangkalpinang, Bangka Belitung.

Masjid yang akan menjadi salah satu Ikon kota Pangkalpinang tersebut akan berdiri berdekatan dan menyatu dengan tempat ibadah agama lain, yakni Gereja Maranatha dan Kelenteng Fuk Tet Che.

“Ini sebuah cerminan khazanah kota Pangkalpinang yang multietnis dan akan menjadi kunci untuk membangun peradaban,” kata Moeldoko, saat menyampaikan sambutan pada peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung Kubah Timah Pangkalpinang, Jumat, 16 September.

Menurut Moeldoko, keberagaman adalah aset negara. Dan merawat keberagaman menjadi kunci utama untuk membangun sebuah peradaban. Untuk itu, Moeldoko menyerukan agar masyarakat tidak lagi mempersolkan perbedaan etnis, suku, atau agama.

Panglima TNI 2013-2015 ini kemudian menceritakan dirinya dalam membangun Masjid Moeldoko, di kabupaten Jombang. Di mana perancang pembangunan Masjid adalah warga Bali dan beragama Hindu.

“Membangun peradaban itu tidak perlu lagi mempersoalkan perbedaan. Siapa, dari mana, apa agamanya. Mari kita hilangkan sikap-sikap seperti itu kalau ingin Indonesia menjadi negara besar,” tegas Moeldoko yang kini mendapat julukan Penjaga NKRI.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko pada acaar peletakan batu pertama pembangunan Masjid Agung Kubah Timah Pangkalpinang/DOK KSP

Moeldoko juga mengajak masyarakat Pangkalpinang ikut berkontribusi dalam pembangunan Masjid Agung Kubah Timah, sehingga pembangunannya bisa cepat diselesaikan. 

Pembangunan Masjid Agung Kubah Timah Pangkalpinang membutuhkan biaya sebesar Rp 64 miliar. Dari jumlah tersebut, Rp 35 miliar diambilkan dari APBD, dan sisanya dari donatur dan masyarakat sekitar Bangka Belitung yang ingin menyumbang.

Masjid akan menampung 200 jemaah, dan dilengkapi dengan ruang Islamic Center, ruang kelas untuk pembelajaran Islam, dan ruang serba guna untuk kegiatan masyarakat.

“Saya berharap masjid Kubah Timah akan menjadi pusat pendidikan karakter dan pusat kegiatan peradaban. Ini juga sebuah sebuah kesempatan bagi masyarakat untuk menjadi bagian sejarah, dengan berkontribusi pada pembangunan masjid,” pungkas Moeldoko.