MATARAM - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebutkan, harga telur di sejumlah pasar tradisional di Kota Mataram mengalami penurunan signifikan dari Rp60.000 per 30 butir menjadi Rp48.000.
Kabid Pengendalian Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida mengatakan, hasil survei harga hari ini tercatat harga telur ukuran paling besar Rp52.000 per 30 butir.
"Untuk ukuran kecil dan sedang harganya Rp48.000 hingga Rp49.000 per 30 butir," katanya di Mataram, Antara, Senin,12 September.
Menurutnya, penurunan harga telur dipicu beberapa faktor diantaranya karena permintaan sudah mulai normal dan digencarkan kegiatan operasi pasar murah (OPM) telur di empat pasar tradisional bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI).
Empat pasar tradisional yang menjadi lokasi kegiatan OPM adalah Pasar Mandalika, Kebon Roek, Pagesangan, dan Pasar Sindu bahkan dijadwalkan hingga 31 September 2022.
Harga telur di OPM jauh di bawah harga pasar yang mencapai 2.000 per butir atau Rp60.000 per 30 butir. Sedangkan di OP harga telur dengan ukuran kecil Rp50.000 per 30 butir, sementara ukuran besar Rp52.000 per 30 butir.
"OPM ini menjadi salah satu pemicu penurunan harga telur," katanya.
Selain itu, karena faktor permintaan mulai menurun. Sesuai prediksi awal kenaikan telur dipicu karena permintaan tinggi bertepatan dengan pencairan bantuan melalui program keluarga harapan (PKH) dan telur menjadi salah satu kebutuhan pokok yang dibagikan melalui PKH.
"Untuk mengetahui ada pengaruh harga telur dengan pencairan PKH, kita menunggu selesai pencairan sampai tanggal 10 September. Alhamdulillah, sekarang baru tanggal 12, harga sudah mulai turun," katanya.
Kendati harga telur saat ini sudah mulai turun, lanjut Sri, harga telur saat ini belum berada pada angka normal yakni Rp45.000 per 30 butir. Karena itulah, kondisi ini akan terus dipantau apakah ada penyebab lain seperti kenaikan harga pakan dan DOC (bibit ayam).
BACA JUGA:
"Untuk harga telur, akan terus kita pantau sebagai langkah antisipasi," katanya.