Santri yang Tewas di Ponpes Sempat Keluhkan Kepalanya Pusing Usai Ditendang Pelaku Dua Kali
Petugas kepolisian melakukan pemeriksaan di TKP Ponpes Daarul Qolam 1, Jayanti, Kabupaten Tangerang/ Foto; Dok. Polda Banten

Bagikan:

TANGERANG – Kapolresta Tangerang Kombes Pol Raden Romdhon Natakusuma menjelaskan kasus penganiayaan yang menyebabkan seorang santri tewas di Pondok Pesantren (Ponpes) Daarul Qolam 1, Jayanti, Kabupaten Tangerang, Minggu, 7, lalu.

Kombes Raden Romdhon Natakusuma menjelaskan, berdasarkan penuturan para saksi, peristiwa penganiayaan ini bermula saat pelaku RE (15) mencari santri DS (15) yang kebetulan berada di kamar mandi bersama dengan korban BD (15), sekitar pukul 06.25 WIB.

"Berdasarkan keterangan dari saksi, awal mula pemicu perkelahian antara RE dan BD diawali saat pelaku mencari DS (15) yang saat itu kebetulan sedang mandi berdua bersama korban BD. Saat RE membuka pintu, tidak sengaja mengenai korban. Karena kesal, korban berteriak kepada RE. Terjadilah perkelahian. Kemudian keributan itu dipisahkan oleh beberapa santri yang ada di TKP," kata Raden, Senin, 8 Agustus.

Tak selesai begitu saja. Sekitar pukul 06.35 WIB, pelaku kembali mendatangi kamar korban dan langsung menendang bagian kepala korban sebanyak 2 kali. Keributan itu kembali dipisahkan oleh para santri. Kata Raden, akibat dari perbuatan pelaku, korban mengalami sakit kepala.

"Akibat perbuatan itu, korban mengalami sakit dibagian kepala dan tidak masuk kelas. Karena tidak sadarkan diri sekitar pukul 14.00, korban dibawa oleh pengasuh Ponpes ke Klinik Fita Farma Tangerang," jelasnya.

Lebih lanjut, pihak klinik menyatakan bahwa pada tubuh korban sudah ada tanda-tanda kematian. Kemudian pengasuh Ponpes membawa tubuh BD ke RSUD Balaraja untuk memastikan lebih jelas kondisi korban.

Untuk saat ini pihak kepolisian masih mendalami keterangan saksi-saksi dan hasil pemeriksaan medis terhadap tewasnya santri Pondok Pesantren modern Dasar El Qolam, Tangerang tersebut.