COVID-19 Sudah Bikin 1,6 Miliar Siswa Terganggu Kegiatan Belajar
Photo by Feliphe Schiarolli on Unsplash

Bagikan:

JAKARTA - Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Iwan Syahril mengatakan pandemi COVID-19 telah memperparah krisis pembelajaran.

"Pandemi telah memperparah krisis pembelajaran yang memang sebelumnya telah ada. Terutama pada kelompok-kelompok rentan yang berisiko mengalami kehilangan kesempatan belajar,” ujar Iwan dalam diskusi secara virtual yang dipantau di Jakarta, Kamis 7 Juli dikutip dari Antara.

Dia menambahkan pandemi tersebut telah membuat sekolah-sekolah ditutup. Bahkan 1,6 miliar siswa terkena dampak.

Sebagian besar negara di dunia menerapkan pendidikan jarak jauh, akan tetapi sebagian juga terkendala infrastruktur.

Oleh karenanya, lanjut dia, perlu upaya mengendalikan risiko secara bersama-sama.

Atase Pendidikan dan Penelitian Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Han Xiao Zhang, mengatakan sekitar 65 persen siswa di Australia bersekolah di sekolah negeri. Setiap negara bagian, lanjut Zhang, memiliki peraturan atau kebijakan sendiri.

"Di Australia, masing-masing negara bagian memiliki kebijakan atau peraturan yang berbeda pula. Misalnya di Victoria, para siswa mengalami pembatasan yang terlama di dunia. Bahkan berdasarkan data, pada 20 Mei 2021 hanya sekitar 23 persen siswa yang benar-benar belajar tatap muka,” kata Zhang.

Zhang menjelaskan pembelajaran tatap muka memang sangat penting dalam proses pembelajaran siswa. Oleh karenanya, pihaknya di Australia berusaha mendorong agar sekolah yang tutup pertama kali diprioritaskan lebih dahulu melakukan pembelajaran tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Ini merupakan hal yang penting bagi sekolah agar dapat keluar dari situasi COVID-19. Bahkan Pemerintah Federal juga menyediakan dana tambahan untuk membantu menyediakan sarana dan prasarana protokol kesehatan,” terang Zhang lagi.

Meski demikian sebagian besar sekolah ditutup saat pandemi, lanjut dia, sistem pendidikan di Australia telah menunjukkan ketahanan dan kelincahan dalam menghadapi masa krisis.

“Bahkan dari hasil ujian nasional, hasilnya sama baiknya dengan tahun-tahun sebelumnya,” kata Zhang.