Wagub Cok Ace: Vaksin PMK untuk Bali Sangat Terbatas
Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) /DOK Humas DPRD Bali

Bagikan:

DENPASAR - Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) berupaya mendapatkan vaksin untuk mengantisipasi penularan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang kini sudah masuk Pulau Bali.

Menurut Cok Ace, dosis vaksin yang tersedia masih terbatas sehingga diprioritaskan untuk daerah-daerah yang memiliki kasus PMK atau zona merah.

"Memang sangat terbatas sekali. Karena, vaksin ini diprioritaskan di daerah-daerah yang merah. Bali selama ini kan hijau namun demikian kami akan coba untuk mendapatkan untuk Bali," kata Cok Ace, saat ditemui di gedung DPRD Bali, Senin, 4 Juli.

Kasus PMK pertama kali ditemukan di daerah Kabupaten Gianyar, Bali. Namun saat ini sapi yang terjangkit PMK sudah dimusnahkan dan ada juga yang masih diobati.

"Jadi kita pantau di sekitar Gianyar itu sudah tidak ada lagi positif (PMK) dan mudah-mudahan di tempat lain bisa kita kendalikan semuanya," imbuhnya.

Sementara, terkait solusi potong paksa sapi yang terjangkit PMK tidak membuat peternak merugi. Pihaknya sudah berkoordinasi dan tidak ada peternak yang dirugikan.

"Sudah kita bicarakan dengan Bapak Kadis (Pertanian dan Ketahanan Pangan). Selama ini tidak ada yang dirugikan. Sudah dikoordinasikan oleh Kadis kemarin sudah pantau jangan sampai peternak kita rugi," katanya.

Menurut Cok Ace, daging sapi terkena PMK memang ada yang bisa dijual dan tidak. Hal itu tergantung dari tingkatan tertentu. 'Itu ada tingkat-tingkatannya, yang mana masih bisa dijual yang mana tidak bisa dijual. Itu sudah ada," paparnya.

Cok Ace berharap kelompok peternak di lapangan serta Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan di Kabupaten dan Kota di Bali agar agresif untuk memantau kondisi yang ada di lapangan bila ditemukan hewan ternak terjangkit PMK.

"Harapannya, semua aparat terlibat karena ini sangat mengkhawatirkan, karena sampai tersebar di Bali sebagai kawasan pariwisata juga. Walaupun tidak menular pada manusia tapi hal ini juga tidak baik untuk kita di sini," ujarnya.

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali melakukan lockdown aktivitas pengiriman hewan ternak ke luar Bali, imbas ditemukan puluhan ekor sapi positif penyakit kuku dan mulut (PMK) di sejumlah wilayah di Bali.

"Kita mulai hari sudah lokcdown. Tidak boleh (pengiriman hewan ternak ke luar Bali) dan sudah ada surat dari kementerian. Kita lockdown dulu," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali I Wayan Sunada.

Selain me-lockdown aktivitas pengiriman sapi, pihaknya juga akan me-lockdown hewan ternak di sekitar wilayah yang terdampak PMK agar wabah tersebut tidak menyebar ke wilayah lainnya.