Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan ada 14 kasus hepatitis akut yang ditemukan di Indonesia hingga 20 Mei 2022.

Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Senin, 23 Mei. 

"Hingga saat ini ditemukan 14 kasus di Indonesia," ujar Dante. 

Dante mengungkapkan, dari 14 kasus tersebut empat orang diantaranya meninggal dunia. Sementara 10 orang lainnya masih menjalani perawatan. 

"Tapi yang meninggal akan kami sampaikan ada empat orang, yang sisanya masih dalam perawatan," ungkapnya.

Dante menuturkan, tiga kasus pertama di Indonesia ditemukan pada 27 April 2022. Ketiganya adalah anak-anak usia di bawah 16 tahun.

Dante mengaku menyesalkan ketiga kasus tersebut karena Indonesia belum punya pengalaman dalam kasus ini. Sehingga awalnya, tiga kasus tersebut meninggal dunia.  

"Karena perjalanannya begitu cepat, warna kuning, gagal hati, dan kemampuan kita untuk melakukan transplantasi hati masih terbatas sehingga anak tersebut meninggal dunia," kata Dante.

Dante mengatakan, penyebab hepatitis akut ini belum diketahui sebagaimana penjelasan WHO per 23 April lalu. Namun, kata dia, ciri-ciri yang ditemukan pada penderitanya adalah kulit berwarna kuning.

Diketahui, di Indonesia demam menjadi gejala hepatitis akut yang paling menonjol.

"Di Indonesia, yang menonjol gejalanya demam, ada 78 persen," ujar Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mochammad Syahril dalam konferensi pers virtual, Rabu, 18 Mei. 

Diikuti dengan penurunan nafsu makan (78 persen), muntah (71 persen),  perubahan warna urine jadi pekat (50 persen),  sakit perut (50 persen), diare akut (42,9 persen), kelelahan atau malaise (35,7 persen),  myalgia atau nyeri otot (28,6 persen), sesak napas (28,6 persen), warna feses pucat (21,4 persen), dan gatal (7,1 persen).