JAKARTA - Kabareskrim Irjen Pol Agus Andrianto memerintahkan seluruh direktur kriminal khusus (Dirkrimsus) di Indonesia untuk mengawasi jalur distribusi BBM. Irjen Agus ingin memastikan BBM aman hingga mudik Lebaran.
Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Gatot Repli Handoko menjelaskan, pengawasan dilakukan oleh seluruh polda dan polres jajaran di semua provinsi.
"Kabareskrim sudah memberikan perintah kepada Dirkrimsus jajaran untuk segera turun mengantisipasi jalur dari pada pendistribusian BBM yang ada di wilayah masing-masing,” kata Gatot di Mabes Polri, Selasa 5 April.
Pengawasan ini dilakukan selama 24 jam guna mencegah modus pengoplosan maupun penimbunan yang mungkin terjadi di tengah isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) setelah kenaikan harga Pertamax per 1 April.
Selain direktorat tindak pidana khusus, pengawasan melibatkan direktorat tindak pidana tertentu (Tipidter), serta berkoordinasi dengan pihak terkait.
"Memastikan stok dan distribusi di wilayahnya aman, dan tujuannya juga dari Krimsus pasti ke tindak pidana tertentu (Tipidter) ke polres-porles jajaran untuk membantu jangan sampai ada oplos mengoplos atau timun menimbun, itu yang nanti dipantau selama 24 jam, selama bulan Ramadhan," kata Gatot.
Sehari sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo usai rapat bersama dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang di Mabes Polri, Senin (4/4) sempat menyinggung soal fluktuasi harga BBM yang mulai terjadi di lapangan.
BACA JUGA:
“Polri membantu dalam mengawasi distribusi, kemudian ketersediaan membantu memonitor, kalau ada kelangkaan di daerah, kami melapor kepada stakeholder. Kalaupun ada penyimpangan, baru tugasnya polisi turun,” kata Gatot.
Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan masyarakat boleh melakukan mudik lebaran Idul Fitri, diperkirakan terjadi euforia di masyarakat yang akan mudik ke kampung halaman setelah dua tahun ditiadakan akibat pandemi COVID-19. Polri memprediksi kurang lebih ada 70 sampai 80 juta masyarakat melaksanakan mudik tahun ini.
Sementara itu, pemerintah per 1 April telah menaikkan harga pertamax dari Rp9.000 menjadi Rp12.500 per liter, yang membuat masyarakat beralih pada penggunaan BBM jenis lain, seperti pertalite.