JAKARTA - Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Rani Mauliani membela Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang disindir Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi.
Hal ini menanggapi pernyataan Prasetyo yang mengakui bahwa Anies adalah gubernur yang bersih karena memang tidak melakukan pekerjaan apa-apa.
Prasetyo juga menyindir Anies dengan pernyataan "jadi gubernur tapi otaknya jadi presiden". Dalam artian, Prasetyo menilai Anies tak serius bekerja sebagai Gubernur DKI dan sibuk memoles diri untuk menjadi calon presiden.
Rani menganggap, Prasetyo menyindir Anies lantaran Ketua DPRD tersebut adalah Anggota Fraksi PDIP sebagai oposisi Anies. Tapi, Rani meminta Prasetyo berkaca pada kinerjanya sendiri sebelum mengkritik Anies.
"Seharusnya komentar itu juga bisa diimbangi dengan kerja pibadi, sih, kalau menurut saya. Jadi, sebelum mengkritik, seharusnya lihat juga ke dalam, apakah kita sudah lebih baik," kata Rani kepada wartawan, Kamis, 24 Februari.
Jika Prasetyo menyindir Anies karena ada sebagian program yang mandek atau tak terlaksana, Rani menegaskan hal itu bukan berarti Anies tidak bekerja.
"Bukan berarti bila ada satu hal yang gagal langsung dilegitimasi menjadi kegagalan yang menyeluruh ke semua hal sih. Apa yang terjadi di DKI memang menjadi tanggung jawab gubernur, tetapi tentunya semua berkat kerja sama dari jajaran dan semua pihak yang berkompeten," jelas Rani.
BACA JUGA:
Sebelumnya, Prasetyo Edi Marsudi membeberkan alasan dirinya kerap mengkritik Anies selama memimpin Jakarta. Prasetyo menilai kinerja Anies selama menjabat empat tahun di Ibu Kota minim realisasi.
Jika ada pihak yang menyebut Anies merupakan pimpinan yang bersih, Prasetyo membenarkannya. Namun dengan catatan, ‘bersih’ yang diartikan Prasetyo yakni Anies tak melakukan pembangunan berarti selama menjabat sebagai Gubernur DKI.
"Kalau dibilang Pak Anies Baswedan bersih? Iya, bersih. Orang enggak kerja apa-apa," sindir Prasetyo dalam tayangan YouTube Total Politik.
Lalu, Prasetyo juga menyayangkan sikap Anies selama memimpin Ibu Kota. Prasetyo mengaku dirinya kerap memberi saran hingga kritik kepada Anies dalam membuat kebijakan hingga pembangunan.
Sayangnya, Anies menurutnya tak menjadikan saran tersebut sebagai pertimbangan akan program yang dijalankan. Padahal, kata dia, posisi Gubernur DKI dengan Ketua DPRD DKI sejajar dalam struktur pemerintahan.
"Jadi, beliau (Anies) itu menjadi gubernur, otaknya jadi presiden. Ya repot. Ini saya ngomong apa adanya. Saya merasakan. Gubernur sama Ketua DPRD kan sama levelnya. Sama-sama dipilih rakyat. Kalau ini enggak ada kebersamaan, bagaimana?" ungkap Prasetyo.