Pilu 5 Orang Anak Jadi Yatim Piatu karena Orang Tua Tewas Terseret Ombak di Payangan Jember
DOKUMENTASI/Tim SAR gabungan melakukan pencarian korban hilang yang terseret ombak di Pantai Payangan Jember, Minggu (13/2/2022). (ANTARA/VJ Hamka Agung Balya)

Bagikan:

JEMBER - Ritual berujung maut di Pantai Payangan Jember menyisakan kisah pilu bagi keluarga yang ditinggalkan. Pasangan suami istri Syaiful (35) dan Sri Wahyuni (30) tewas meninggalkan 5 orang anak.

Kerabat korban Edo mengatakan sanak familinya menjadi korban tewas di Pantai Payangan Jember akibat gulungan ombak saat menjalani ritual.  

"Ada 5 anaknya, yang pertama usia 15 tahun dan masih kelas 2 SMP, yang kedua 12 tahun, yang ketiga 10 tahun, yang keempat (usia) 5 tahun dan yang terakhir masih 3 tahun," kata Edo saat menunggu kedatangan jenazah kedua saudaranya tersebut, Senin, 14 Februari.

Edo tidak mengetahui secara pasti ritual apa yang diikuti oleh kerabatnya itu. Yang dia tahu, kerabatnya hanya mengikuti pengajian kurang lebih sejak dua bulan lalu.

"Tahunya kami mengikuti pengajian, baru sekitar dua bulan, biasanya membawa anaknya yang besar, dan anak-anaknya yang lain dititipkan ke saudaranya. Cuma tadi malam semua anaknya ditinggal dalam satu rumah dan tidak ada yang dibawa atau dititipkan ke saudaranya seperti biasanya," papar Edo.

Sementara itu, Bupati Jember H. Hendy Siswanto yang datang ke rumah duka usai menjenguk korban di Puskesmas Ambulu, tidak kuasa menahan haru saat melihat anak korban yang masih berusia 3 tahun tetap bermain dengan kakaknya di depan Hendy. 

Bupati Hendy yang didampingi sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), juga memberikan bantuan bingkisan dan sejumlah uang kepada anak-anak korban dan diterima oleh perwakilan keluarga almarhum langsung.

"Ini tadi kami memberikan bantuan dan sejumlah uang untuk keperluan anak-anak korban, ada empat anaknya dan satu lagi merupakan anak angkat. Dan saya kagum meski dalam kondisi seperti ini, almarhum dan almarhumah masih peduli terhadap sesama," ujar Hendy. 

Hendy memastikan anak-anak korban yang saat ini semuanya menjadi yatim piatu, terpenuhi kebutuhannya dan tidak terlantar. 

"Tadi kami cek, ternyata yang bersangkutan masuk dalam PKH, dan anak-anaknya juga mendapatkan KIP, jadi data sudah ada dan selama ini sudah mendapat bantuan, ya tinggal diprioritaskan dan ditambahi saja untuk bantuannya, karena saat ini mereka menjadi tanggung jawab kita semua," pungkasnya.