Ridwan Kamil: Saya Riset untuk Jadi Presiden Butuh Rp8 Triliun
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (Foto: DOK ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengaku siap jika ada partai yang membuka pintu untuk mengusungnya maju pada Pilpres 2024 mendatang.

Tapi, jika tidak ada partai yang meminangnya, Kang Emil --sapaan Ridwan Kamil-- mengaku akan melanjutkan kepemimpinannya di Jawa Barat. Artinya, ia akan kembali bertarung pada Pilgub Jabar mendatang.

"Bicara realita, jadi posisi saya itu ada dua pilihan ibaratnya dua pintu lah. Pintu pertama melanjutkan periode kedua, karena saya gubernur kan baru periode satu. Jadi kalau saya pilih pintu kiri 2024 saya ikut pilgub lagi untuk 5 tahun berikut," ujar Ridwan Kamil dalam diskusi Fisipol Leadership Forum: Road to 2024 yang dikuti dari YouTube Fisipol UGM, Jumat, 3 Desember. 

"Untuk pintu kedua, kepemimpinan nasional. Karena Pak Jokowi kan selesai dalam dua periode. Berarti kan siapa kah yang melanjutkan ke depan," sambung Kang Emil.

Lebih lanjut soal pencalonan pilpres,  Ridwan Kamil mengatakan, belajar dari pengalamannya dua kali sebagai pengantin Pilkada, bahwa untuk maju menjadi pemimpin di Indonesia syaratnya ada tiga. Pertama, elektabilitas dan kesukaan. Kedua, logistik. Ketiga, partai pengusung. 

"Logistik, mahal kan triliunan untuk menjadi presiden. Saya riset, Rp8 triliun, ini duit dari mana saya Rp8 triliun?," Kata Emil. 

"Dua yang terakhir saya belum punya, duit triliunan dari mana, partai juga belum. Saya miliki sekarang hanya satu, nomor satu yaitu elektabilitas dan kesukaan," tambahnya. 

Menurut Emil, elektabilitas dan kesukaan berbanding lurus dengan kinerja teknoratis, pencapaian, dan populis. Karena dirinya hanya mempunyai modal tersebut, maka untuk saat ini yang bisa dilakukan adalah meningkatkan elektabilitas dan kesukaan publik terhadapnya. 

"Meningkatkan satu aja, karena itu yang paling murah. Dengan kerja baik, dengan populisme kan sesekali konten, saya seimbangkan disitu," jelas Emil. 

Sehingga apabila, jika berkinerja baik dan dilirik parpol untuk diusung maju Pilpres 2024, Ridwan Kamil menyatakan tidak menolak untuk dipinang.  

"Jadi kalau ternyata nomor satunya baik, saya diberi nomor tiga untuk kepemimpinan nasional, ya saya tidak akan menolak, kira-kira begitu," ungkapnya.  

Akan tetapi, kata Emil, dia tahu diri untuk diusung partai menjadi capres. Apabila tidak ada parpol yang memintanya, maka dia memastikan akan maju Pilgub Jabar 2024. 

"Tapi juga tahu diri. Saya harus tau diri anda siapa diusung partai, belum pasti, anggota bukan, jadi kalau enggak ya harus terima. Kalau tidak ada partai yang mengusung yang paling realistis dalam menu saya adalah melanjutkan gubernur jilid dua," terang Emil. 

"Tapi kalau ada partai yang butuh tokoh yang elektabilitasnya lumayan mungkin sosok saya akan dihitung, ya saya bismillah," sambungnya. 

Kendati demikian, Emil mengaku, sudah memutuskan untuk memilih parpol yang pancasilais sebagai tempat bernaung. 

"Makanya saya sudah putuskan tahun depan saya akan masuk parpol warna yang mana ataukah taplak ini atau yang warna baju satpam atau hijab merah saya belum tahu. Tapi yang pasti yang pancasilais saya akan disitu. Karena menurut saya pancasila itu harga mati, tidak boleh terlalu ke kiri tidak boleh terlalu ke kanan, politik jalan tengah yang saya pilih," paparnya.

Hanya saja, tambah Emil, pilihannya itu tergantung pada parpol yang bakal membukakan pintu dan memilihnya sebagai capres 2024. Dia pun cukup percaya diri untuk menang pada pemilu mendatang. 

"Jadi kalau nanya mau nyalon saya tunggu pintunya terbuka. Karena saya tidak bisa buka kunci, yang pegang kuncinya bukan saya. Tapi kalau pintu sudah dibuka kuncinya dan dipersilakan, dua kali saya ikut Pilkada ya punya metode cara memenangkan kompetisi demokrasi. Bismillah," tandas Ridwan Kamil.