KALTENG - Tingginya curah hujan sepekan terakhir membuat belasan desa di enam kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, terendam banjir.
"Yang terdata saat ini ada enam kecamatan. Kami terus memantau dan beberapa personel BPBD juga sudah diturunkan ke lokasi banjir. Kami mengimbau masyarakat tetap waspada karena hujan masih sering terjadi," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur, Rihel di Sampit, Antara, Sabtu, 13 November.
Laporan yang diterima BPBD Kotawaringin Timur pada pagi tadi, enam kecamatan yang dilanda banjir yaitu Tualan Hulu, Cempaga, Cempaga Hulu, Parenggean, Mentawa Baru Ketapang dan Baamang. Ketinggian air bervariasi, mulai 60 centimeter hingga hampir dua meter.
Banjir cukup parah terjadi di Desa Rubung Buyung, Kecamatan Cempaga Hulu. Menurut Rihel, banjir merendam 32 rumah yang dihuni 518 jiwa.
BPBD telah mengirim tim untuk memantau kondisi banjir di sejumlah lokasi. Petugas juga mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan karena hujan masih sering terjadi di beberapa kawasan.
BACA JUGA:
"Kami juga berkoordinasi dengan camat terkait data rinci kondisi banjir dan warga di lokasi banjir. Kami minta desa dan kecamatan yang belum mengirim data rinci, segera mengirim data itu karena penting bagi kita dalam pengambilan kebijakan dan tindakan di lapangan," kata Rihel.
Sementara itu pusat Kota Sampit juga tidak luput dari banjir akibat hujan deras yang terjadi tiga hari terakhir. Banjir melanda sejumlah perumahan di kota yang meliputi Kecamatan Mentawa Baru Ketapang dan Baamang tersebut.
Terkait penanganan banjir yang masih sering melanda Sampit, Bupati Kotim Halikinnor mengatakan, pemerintah daerah sudah merancang penanganan banjir. Pemerintah daerah akan menganggarkan dana untuk membuat siring Sungai Mentawa.
"Tahun 2022 dianggarkan untuk pembuatan Siring Sungai Mentawa. Nanti juga akan dilakukan normalisasi terhadap sungai-sungai lainnya untuk menekan potensi banjir," katanya.
Pemerintah daerah juga berharap dukungan anggaran dari pemerintah pusat untuk normalisasi sungai dan peningkatan drainase kota.
Diakuinya bahwa karena terbatasnya dana saat ini membuat upaya yang dilakukan juga harus secara bertahap sesuai kemampuan anggaran, demikian Halikinnor.