Menanti Keputusan Megawati soal Pilkada Solo, Antara Gibran atau Purnomo
Megawati Soekarnoputri saat hadiri pelantikan presiden dan wapres (Irfan Meidianto/voi.id)

Bagikan:

JAKARTA - Gibran Rakabuming Raka resmi mendaftarkan diri maju pada kontestasi Pilkada Solo 2020 lewat PDI Perjuangan. Sebelum dia mendaftar, DPC PDIP telah memiliki calon yang dijagokan, yaitu Achmad Purnomo-Teguh Prakosa. Purnomo saat ini menjabat Wakil Wali Kota di Solo, sedangkan Teguh saat ini menjabat Sekretaris DPC PDIP Kota Solo.

Ketua DPD Jawa Tengah Bambang Wuryanto mengatakan, tak masalah Gibran ikutan mendaftar dalam kontestasi ini. Bambang pun tak bisa memastikan siapa dari dua calon ini yang akan diusung partai dalam Pilkada Solo ini. Kata Bambang, keputusan itu ada di tangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Jadi enggak ada masalah. Bahwa kewenangan memberikan rekomendasi bagi paslon itu ada di tangan dewan partai yang dipimpin ibu ketua umum," kata Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Kamis, 12 Desember.

Kata Bambang, urusan Pilkada Solo ini membuat Megawati Soekarnoputri harus turun tangan karena ada hal khusus di sana. Hal khusus yang dimaksud yaitu yang menyedot perhatian nasional, yaitu kehadiran Gibran.

"Kira-kira panjenengan Gibran ini berdampak nasional enggak? Nah Anda saja nanya, ya berarti berdampak nasional. Lah wong putra presiden, mau ngomong apa?" ucapnya.

Meski begitu, Bambang memastikan, tak ada perlakuan khusus bagi Gibran. Menurut dia, semua kandidat akan diperlakukan sama.

"Mohon izin, tentu Mas Gibran tidak diberikan karpet merah. Bahwa soal keputusan ketua umum ya monggo, hari ini daftar, datang, nanti juga ada yang daftar lagi. Ini kan Kamis Legi, hari baik bagi orang Solo, pasti banyak yang daftar," jelasnya.

Bambang menambahkan, meski terbilang muda di kancah politik, Gibran memiliki banyak prestasi sehingga pantas diperhitungkan. Gibran, lanjutnya, juga punya menggunakan caranya sendiri untuk memperkenalkan dirinya ke publik tanpa mendompleng nama ayahnya.

"Mas Gibran prestasinya sadar politik dan mengenal dunia rakyat karena dia (sendiri). Mas Gibran bukan orang yang kemudian memanfaatkan bapaknya sebagai wali kota, bapaknya sebagai gubernur untuk memudahkan dirinya. Enggak," katanya.

"Dia lebih baik jual martabak, dia kenali lapangan, dia kenali rakyat melalui itu. Jadi kalau lihat kelebihan orang ya anda harus berpikir adil dong," sambungnya.

Bambang membantah, majunya Gibran pada Pilkada Solo 2020 terkesan terburu-buru dengan asumsi tak memiliki pengalaman politik.

"Enggaklah. Lihat Ukraina lah. Anak muda, jadi pelawak, juga bisa jadi presiden. Jadi yang dibicarakan soal itu adalah teori lama. Teori yang memperhatikan karakter, mempertimbangkan kompetensi. Mempertimbangkan kapasitas dan itu bisa dilihat dalam jejak rekamnya. Itu dulu. Hari ini harinya adik-adik generasi milenial," jelasnya.

Ketua DPD Jawa Tengah Bambang Wuryanto (Mery Handayani/VOI)