Kapsul Crew Dragon Roket NASA-SpaceX Berhasil Didaratkan di Luar Angkasa, Lebih Cepat 15 Menit dari Jadwal
Peluncuran kapsul Dragon Crew ke Luar Angkasa. (Foto: NASA)

Bagikan:

JAKARTA - Setelah gagal meluncur karena cuaca buruk, akhirnya dua astronot NASA yang menunggangi kapsul Crew Dragon milik SpaceX di roket Falcon 9 mendarat di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada Minggu, 31 Mei kemarin.

Melansir CNN Internasional, Dragon Crew diluncurkan dari NASA Space Center di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat (AS) pada Sabtu pukul 15:22 EDT dan tiba di ISS pada Minggu pukul 10:16 ET.

Dua astronot, yakni Douglas G. Hurley dan Robert L. Behnken mendaratkan Crew Dragon dan langsung disambut oleh tiga astronot yang sudah menetap di stasiun ruang angkasa lebih dahulu. Mereka adalah Christopher Cassidy yang saat ini menjadi komandan stasiun ruang angkasa, dan astronot asal Rusia, Ivan Vagner dan Anatoly Ivanishin.

"Selamat datang di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Silakan ikuti kami," ujar Cassidy.

Kapsul Crew Dragon mendarat 15 menit lebih cepat dari jadwal setelah menempuh perjalanan 19 jam. Terlihat kamera di stasiun ruang angkasa menangkap cahaya lampu merah, hijau dan putih dari kapsul ketika terus merayap naik selama beberapa jam.

Para astronot mengambil alih kendali manual untuk sementara waktu, menembakkan pendorong untuk mendorong posisi terbaik mendaratkan pesawat ruang angkasa. Hurley dan Behnken memberi julukan untuk pesawat ini atas lahirnya kembali perjalanan ruang angkasa di AS yakni Endeavour (diambil dari nama kapal abad ke-18 yang diperintahkan oleh penjelajah Inggris James Cook). Hal ini juga sekaligus menandakan persahabatan keduanya yang telah berlangsung cukup lama.

Sebagaimana diketahui, astronot Hurley dan Behnken akan tinggal di ISS selama waktu yang belum ditentukan oleh NASA. Penerbangan uji coba Crew Dragon ini dijadwalkan akan berlangsung beberapa minggu yang memungkinkan para astronot untuk menguji kemampuan kapsul termasuk sebagai tempat perlindungan jika terjadi keadaan darurat.

Tak hanya itu, kedua astronot tersebut juga dapat membantu dengan tugas perbaikan wahana antariksa seperti memasang baterai ion lithium yang baru saja tiba di kapal kargo Jepang. Dragon Crew saat ini hanya bisa bertahan empat bulan di ruang angkasa.

Waktu yang singkat ini diakibatkan karena panel surya pesawat ruang angkasa tersebut secara bertahap akan membusuk dari waktu ke waktu. Yang dikhawatirkan adalah, jika merapat terlalu lama, panel tidak akan mampu menghasilkan daya yang cukup untuk masuk kembali ke atmosfer Bumi dengan aman.

Namun, selama beberapa minggu ke depan, para astronot akan secara berkala memanaskan mesin Crew Dragon dan memeriksanya. Jika susunan panel surya ternyata lebih tangguh dari yang diperkirakan, misinya bisa diperpanjang lebih dari empat bulan.

Sebelumnya diwartakan, misi ini merupakan pertama kalinya para astronot NASA telah meluncur kembali dari AS sejak Space Shuttle pensiun pada 2011. Ini juga menandai pertama kalinya sebuah perusahaan swasta menerbangkan para astronot ke orbit.

Bagi NASA, penerbangan itu adalah puncak dari sebuah perjalanan yang dimulai kembali, ketika program Antar-Jemput berakhir tanpa ada cara bagi badan antariksa untuk mengirim orang ke luar angkasa. Dalam sembilan tahun sejak saat itu, NASA membayar Rusia 90 juta dolar AS per kursi untuk menerbangkan astronotnya ke stasiun ruang angkasa.

Jika tidak ada masalah besar yang muncul selama penerbangan uji coba ini, NASA akan menggunakan data dari penerbangan ini untuk menyatakan bahwa Crew Dragon siap untuk penerbangan rutin ke stasiun luar angkasa dari dan ke Bumi.

Misi Crew Dragon berikutnya yakni rencananya akan membawa empat astronot yaitu tiga dari NASA dan satu dari badan antariksa Jepang. Termasuk ambisi NASA untuk menempatkan orang di Bulan pada 2024.

"Kami hanya orang-orang beruntung yang dapat menerbangkan roket kemarin," kata Hurley.